“Anda mendapatkan perasaan bahwa orang-orang ini sedang dalam perjalanan ke suatu tempat ketika wanita itu meninggal. Pemakaman berlangsung di sini, di mana wanita itu mengembuskan napas terakhirnya," kata Hansson.
"Mereka bisa saja membawa pulang wanita itu ke tempat mereka tinggal. Tetapi sebaliknya, mereka membuat lubang kremasi di gunung,” lanjutnya.
Hansson juga mengatakan makam wanita Viking ini dilengkapi dengan peralatan yang lengkap. Menurutnya, makam tersebut berbeda dengan yang ada di pemukiman Zaman Besi.
“Ini sangat cantik. Ini sepenuhnya benar secara sosial dan agama. Wanita Viking membawa semua bendanya yang paling berharga ke kuburan, tetapi tidak ada monumen, gundukan pemakaman, atau tugu. Itu hanya bukit datar," jelasnya.
Hansson menambahkan penggalian kuburan tidak direncanakan tahun ini. Sebagai informasi, Bangsa Viking memiliki ritual pemakaman yang rumit.
Setiap penemuan menambah pemahaman kita tentang bagaimana orang mengirim orang yang mereka cintai ke alam baka. Ketika seorang kepala suku Viking yang hebat meninggal, dia dikuburkan di atas kapal atau dibakar.
Api memainkan peran sentral dalam ritual pemakaman spektakuler yang dilakukan oleh bangsa Viking. Kremasi adalah hal biasa pada awal Zaman Viking. Abu jenazah kemudian disebarkan di atas perairan.
Sebagian besar temuan pemakaman di seluruh dunia Viking adalah kremasi. Penemuan bros kecil dari abad kesembilan mungkin memulai babak baru dalam kisah Viking di Swedia.
Melansir dari Britannica, Viking atau disebut juga Norseman atau Northman merupakan anggota prajurit pelaut Skandinavia. Mereka menyerbu dan menjajah wilayah luas Eropa dari abad ke-9 hingga ke-11.
Mereka amat berpengaruh pada sejarah Eropa. Bangsa Viking terdiri dari kepala suku pemilik tanah dan kepala klan.
Pengikut mereka adalah orang bebas (freemen) dan setiap anggota klan muda yang energik yang mencari petualangan serta barang rampasan di luar negeri. Di tanahnya sendiri, orang-orang Skandinavia ini adalah petani, tetapi di laut mereka adalah perampok dan penjarah.
Source | : | Arkeonews,Britannica |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR