Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa perbedaan populasi sel progenitor saraf dapat menghasilkan ukuran dan bentuk variabel neokorteks di seluruh spesies hidup.
Ketika ditempatkan di organoid atau diekspresikan secara berlebihan pada otak tikus dan musang, mereka menemukan bahwa varian TKTL1 manusia (hTKTL1) mendorong lebih banyak generasi neuroprogenitor glia radial basal daripada varian kuno, yang menghasilkan proliferasi neuron neokorteks.
Mengganggu ekspresi hTKTL1 atau mengganti hTKTL1 dengan varian kuno dalam jaringan neokorteks janin manusia dan organoid serebral mengakibatkan penurunan glia radial basal dan generasi neuron.
"Kami menemukan bahwa dengan asam amino tipe Neanderthal di TKTL1, lebih sedikit sel glial radial basal yang diproduksi dibandingkan dengan tipe manusia modern dan, sebagai akibatnya, juga lebih sedikit neuron," kata Pinson.
"Ini menunjukkan kepada kita bahwa meskipun kita tidak tahu berapa banyak neuron yang dimiliki otak Neanderthal, kita dapat berasumsi bahwa manusia modern memiliki lebih banyak neuron di lobus frontal otak, di mana aktivitas TKTL1 paling tinggi, daripada Neanderthal."
Para peneliti mengatakan, studi mereka menyiratkan bahwa produksi neuron di neokorteks selama perkembangan janin lebih besar pada manusia modern daripada di Neanderthal. "Khususnya di lobus frontal,” kata Profesor Wieland Huttner, penulis senior studi tersebut.
"Sangat menggoda untuk berspekulasi bahwa ini mempromosikan kemampuan kognitif manusia modern yang terkait dengan lobus frontal."
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Science,Max Planck Institute |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR