Baca Juga: Teleskop James Webb Jika Hendak Mendeteksi Alien: Deteksi Metana!
Model opasitas bekerja berdasarkan berbagai asumsi tentang bagaimana cahaya berinteraksi dengan materi. Para astronom menggunakan model ini untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu dari suatu material. Mengingat spektrum cahaya yang dipancarkan material tersebut. Dalam konteks eksoplanet, model opasitas dapat memecahkan kode jenis dan kelimpahan bahan kimia di atmosfer planet. Berdasarkan cahaya dari planet yang ditangkap oleh teleskop.
De Wit mengatakan bahwa model opasitas mutakhir saat ini, ia umpamakan dengan alat terjemahan bahasa klasik. Model tersebut telah melakukan pekerjaan yang layak dalam memecahkan kode data spektral yang diambil oleh instrumen seperti yang ada di Teleskop Luar Angkasa Hubble.
"Sejauh ini, ‘Batu Rosetta’ ini baik-baik saja," kata de Wit. "Tapi sekarang kita akan ke tingkat berikutnya dengan presisi Webb, proses terjemahan kita akan mencegah kita menangkap seluk-beluk penting, seperti yang membuat perbedaan antara planet yang layak huni atau tidak."
Dia dan rekan-rekannya mengajukan beberapa ide tentang cara meningkatkan model opasitas yang ada. Termasuk kebutuhan akan lebih banyak pengukuran laboratorium dan perhitungan teoretis. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan asumsi model tentang bagaimana cahaya dan berbagai molekul berinteraksi, serta kolaborasi lintas disiplin, dan khususnya antara astronomi dan spektroskopi.
"Ada begitu banyak yang bisa dilakukan jika kita tahu dengan sempurna bagaimana cahaya dan materi berinteraksi," kata Niraula. "Kami tahu itu cukup baik di sekitar kondisi Bumi. Akan tetapi segera setelah kita pindah ke berbagai jenis atmosfer, banyak hal berubah, dan itu banyak data, dengan kualitas yang meningkat kita sangat berisiko salah untuk menafsirkan."
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR