Baca Juga: Transisi Energi adalah Kunci Mengatasi Krisis Energi dan Krisis Iklim
Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim: Danau Tak Lagi Biru, tetapi Jadi Hijau-Cokelat
Baca Juga: Dunia Hewan: Serangga Tropis Sangat Sensitif Terhadap Perubahan Iklim
Misalnya, pada Juli 2022, anomali tinggi suhu permukaan laut yang diamati di lima area pemantauan, termasuk Laut Jepang (Area 1, 3), Laut China Timur (Area 5, 8), dan selatan Okinawa dekat Taiwan (Area 10), diidentifikasi. sebagai peristiwa pemanasan laut yang ekstrem. Hasil pembaruan berdasarkan data awal yang diambil dari situs web NEAR-GOOS RRTDB pada 15 September 2022 (tidak termasuk dalam makalah yang diterbitkan) menunjukkan bahwa, pada Agustus 2022, peristiwa juga diidentifikasi di enam area pemantauan: Laut Cina Timur (Area 5, 8), selatan dan timur Okinawa (Area 10, 9), tenggara Kanto (Area 7), dan laut lepas Shikoku dan Tokai (Area 6).
"Kami memperkirakan bahwa, dalam semua peristiwa yang diidentifikasi ini pada Juli dan Agustus 2022, frekuensi kejadian meningkat setidaknya dua kali lipat karena perubahan iklim, dan lebih dari sepuluh kali lipat untuk mereka yang berada di selatan 35 ° LU kecuali bagian utara Laut Cina Timur,” kata Hayashi.
"Dampak perubahan iklim pada peristiwa pemanasan laut ekstrem di Jepang utara mulai muncul relatif terlambat dibandingkan dengan Jepang selatan," kata Shiogama.
Analisis kuantitatif suhu permukaan laut di seluruh Jepang menyiratkan bahwa perubahan iklim telah menjadi faktor utama bagi sebagian besar rekor suhu permukaan laut tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. "Di masa depan, dinamika setiap peristiwa pemanasan ekstrem perlu diperiksa dengan mempertimbangkan perubahan iklim jangka panjang dan variabilitas alam dari tahun ke tahun," pungkas Hayashi.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR