Gerakan yang mencolok ini meningkatkan kemungkinan bahwa pemangsa yang menyerang akan mengejar ekornya, bukan badan hewannya. Akan tetapi sebenarnya tokek juga berkepentingan untuk menjaga tubuh dan ekornya agar tidak dimakan karena tokek dan kadal lainnya menyimpan cadangan lemak yang berharga di ekor mereka, dan ini terlalu berharga untuk diserahkan ke rahang hewan lain.
Karena itu, Higham dan Russell berpikir bahwa lompatan dan ayunan aritmis ini membuat ekor lebih sulit diprediksi dan lebih sulit ditangkap. Gerakan ini juga meningkatkan kemungkinan bahwa ekor akan berputar ke tempat yang aman, katakanlah di sudut atau celah. Sang tokek kemudian dapat kembali lagi nanti untuk memakan bagian bekas tubuhnya itu.
Banyak hewan dapat menggerakkan bagian tubuh mereka tanpa kontrol aktif dari otak mereka berkat kelompok khusus neuron yang beroperasi secara independen yang disebut generator pola pusat atau central pattern generator (CPG). Neuron ini banyak ditemukan di sumsum tulang belakang dan bagian tubuh lainnya dan dapat menghasilkan semburan impuls saraf secara teratur yang mendorong segala sesuatu mulai dari berjalan, berenang, hingga bernapas. Ini adalah neuron di balik gerakan lanjutan ayam tanpa kepala, atau serangga yang dibelah dua.
Dalam kasus ekor tokek, CPG di dalamnya tampaknya menyala tanpa motivasi yang jelas dari lingkungan. Hal ini masih harus terus diselidiki karena mungkin saja sensor pada kulit ekor mendapatkan semacam umpan balik dari sekitarnya dan mengirim sinyal ke CPG sehingga memengaruhi gerakan yang dipicunya.
CPG sangat menarik bagi para ahli biologi, terutama bagi mereka yang tertarik pada sumsum tulang belakang, dan apa yang terjadi ketika bagian itu cedera. Namun kluster saraf ini sulit untuk dipelajari.
Untuk mempelajarinya, Anda perlu memutuskan hubungan apa pun antara otak dan sumsum tulang belakang, yang tidak hanya menimbulkan kesulitan praktis, tetapi juga bebenturan dengan masalah etika. Dan bagi sebagian besar hewan, apa yang Anda lihat sebagai hasilnya adalah perilaku yang menyimpang dan kurang baik.
Akan tetapi tidak dengan cecak, tokek, dan kadal. Gerakan ekor mereka yang terputus adalah bagian dari pertahanan adaptif mereka dan telah dibuat oleh evolusi.
"Di sini kita memiliki hewan yang secara sukarela memutuskan hubungan antara otaknya dan bagian tubuhnya yang mengandung CPG. Itu membuat mereka menjadi hewan model yang hebat untuk mempelajari cara kerja sumsum tulang belakang, dan apa yang terjadi ketika bagian itu terluka," tulis Yong.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR