Nationalgeographic.co.id—Hasil sebuah studi baru mengungkap bahwa anak-anak yang merasa lebih miskin ketimbang teman-temannya cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih buruk daripada mereka yang merasa setara secara ekonomi. Para peneliti dari University of Cambridge yang mengerjakan studi ini mengatakan bahwa merasa lebih miskin dapat menyebabkan harga diri rendah, kecemasan, dan masalah perilaku seperti masalah kemarahan atau hiperaktif.
Secara keseluruhan, studi ini menemukan bahwa anak-anak yang merasa setara dalam kekayaan memiliki harga diri yang jauh lebih tinggi dan berperilaku lebih baik secara sosial dengan mereka yang merasa lebih miskin ataupun lebih kaya. Para peneliti menghubungkan temuan mereka ini dengan kesulitan anak-anak untuk merasakan rasa memiliki ketika merasa tidak mampu secara ekonomi.
“Masa remaja adalah masa transisi, ketika kita menggunakan perbandingan sosial untuk membuat penilaian diri sendiri dan mengembangkan rasa diri kita,” kata Blanca Piera Pi-Sunyer, seorang Cambridge Gates Scholar dan kandidat PhD di Departemen Psikologi University of Cambridge yang menjadi penulis utama studi ini.
“Perasaan mengenai posisi ekonomi kita tidak hanya dalam masyarakat yang lebih luas, tetapi juga dalam lingkungan terdekat kita, mungkin bermasalah bagi rasa memiliki kita,” jelas Piera Pi-Sunyer, seperti dikutip dari Study Finds.
“Memiliki sangat penting untuk kesejahteraan dan fungsi psikososial selama masa remaja,” tambahnya.
“Mungkin merasa berbeda dengan cara apa pun di dalam waktu kebersamaan saat perihal kepemilikan itu penting, meningkatkan risiko kesulitan interpersonal seperti intimidasi,” lanjut sangat peneliti.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa perbandingan kekayaan dengan orang-orang di sekitar kita dapat berkontribusi pada rasa harga diri sosial dan pribadi ketika kita masih muda."
Sangat umum bagi kaum muda untuk membandingkan diri mereka dengan teman-teman mereka dalam banyak hal. Bersamaan dengan ketidakamanan finansial, masa remaja dapat menjadi aliran kecemasan yang konstan atas popularitas, daya tarik, dan banyak hal lainnya.
Dalam studi ini para peneliti menganalisis ketidaksetaraan ekonomi yang dirasakan dalam kelompok pertemanan dari 12.995 anak berusia 11 tahun di Britania Raya. Mereka mensurvei anak-anak yang lahir antara tahun 2000 dan 2002 dan mengumpulkan data pendapatan keluarga mereka.
Hasil studi yang laporannya telah terbit di Journal of Child Psychology and Psychiatry ini mengungkapkan bahwa harga diri anak-anak yang berpikir bahwa mereka lebih miskin dari teman-teman mereka adalah enam sampai delapan persen lebih rendah daripada mereka yang merasa setara. Anak-anak itu juga mendapat skor 11 persen lebih rendah dalam hal kesejahteraan dibandingkan mereka yang melihat diri mereka secara ekonomi setara dengan teman-teman mereka.
Anak-anak yang merasa miskin dalam kelompok persahabatan mereka 17 persen lebih mungkin untuk melaporkan terintimidasi dibandingkan dengan mereka yang merasa berada dalam posisi keuangan yang sama dengan teman-teman mereka. Di sisi lain, mereka yang merasa lebih kaya atau lebih miskin daripada teman-teman mereka ternyata tiga sampai lima persen lebih mungkin untuk merisak atau merundung (bully) orang lain.
Baca Juga: Penelitian Menunjukkan Anak Kecil Bisa Alami Krisis Kesehatan Mental
Source | : | Study Finds |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR