Hingga kini, belum ada teknologi dan sains yang mampu memprediksi gempa bumi secara akurat. Seiring dengan berjalannya waktu, ilmuwan dapat mendeteksi, mencatat, serta mengukur gelombang seismik. Bahkan proses itu telah dilakukan sejak 2000 tahun yang lalu. Penemuan alat pendeteksi gempa pertama berasal dari zaman Tiongkok kuno. Pada 132 Masehi, Zhang Heng menciptakan perangkat yang akurat dalam mendeteksi gempa bumi dari jauh. Alat ini tidak bergantung pada guncangan di lokasi perangkat berada.
Orang Tiongkok kuno menganggap gempa bumi sebagai isyarat dari surga
Orang Tiongkok kuno tidak memahami bahwa gempa bumi disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik di kerak bumi.
Sebaliknya, peristiwa alam itu dipandang sebagai sebagai gangguan yang berhubungan kosmis yin dan yang. Mereka juga menganggap jika gempa bumi merupakan ungkapan ketidaksenangan surga atas tindakan yang dilakukan oleh dinasti yang berkuasa saat itu. “Termasuk keinginan rakyat yang diabaikan oleh penguasa,” tulis Joanna Gillan di laman Ancient Origins.
Karena dianggap sebagai isyarat penting dari surga, pemimpin Tiongkok untuk waspada terhadap gempa bumi yang terjadi di kekaisaran.
Zhang Heng, penemu dari Tiongkok kuno yang menciptakan detektor gempa bumi kuno
Zhang Heng adalah seorang astronom, ahli matematika, ahli geografi dan penemu, yang hidup pada masa Dinasti Han.
Dia terkenal karena menemukan bola armiler bertenaga air pertama di dunia untuk pengamatan astronomi.
Zhang juga menyempurnakan jam air serta mendokumentasikan sekitar 2500 bintang dalam katalog bintang yang terperinci. “Penemu kuno dari Tiongkok ini bahkan dipercaya sebagai penemu odometer,” tambah Gillan.
Namun salah satu penemuannya yang paling penting adalah pendeteksi gempa bumi kuno. Menurut Book of Later Han (disusun oleh Fan Ye pada abad ke-5), detektor gempa Zhang Heng mampu menentukan arah gempa yang jaraknya ratusan kilometer.
Alat pendeteksi gempa bumi pertama dari Tiongkok
Alat pendeteksi gempa bumi ciptaan Zhang berupa bejana perunggu raksasa, menyerupai cerek dengan diameter sekitar 1,8 meter. Delapan naga meliuk-liuk menghadap ke bawah di sepanjang bagian luar laras, menandai arah kompas utama.
Mitologi Dayak Kalimantan: Orangutan Sebagai Spesies Istimewa Bagi Masyarakat Adat
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR