Nationalgeographic.co.id—Studi baru tim University of Maryland telah mengidentifikasi jalur pensinyalan antar spesier pertama antara parasit arthropoda, yaitu kutu dan inang. Tujuannya adalah untuk mengungkap rahasia bagaimana kutu dapat kebal terhadap infeksi bakteri dari inangnya.
Mereka menemukan bahwa molekul dalam darah hewan inang memicu kekebalan dan perkembangan parasit. Temuan mereka telah diterbitkan di Science baru-baru ini.
Studi tersebut menunjukkan bahwa ketika kutu memakan darah tikus yang terinfeksi bakteri Borrelia burgdorferi, yang menyebabkan penyakit Lyme, protein dari sistem kekebalan tikus berikatan dengan reseptor pada permukaan sel kutu.
Kemudian memberi sinyal pada organ untuk berkembang lebih cepat, menghasilkan respons kekebalan. Itu jauh sebelum bakteri itu sendiri mulai menginfeksi kutu.
Mereka mengidentifikasi target potensial untuk vaksin anti kutu atau terapi untuk mencegah penyebaran infeksi seperti penyakit Lyme.
Temuan ini juga memberikan wawasan baru yang penting ke dalam evolusi saling ketergantungan biomolekuler antar spesies.
Temuan tersebut juga menyoroti, untuk pertama kalinya, baik integrasi kekebalan dan perkembangan hewan serta kemampuan beradaptasi dari sistem pensinyalan sel purba yang digunakan semua sel tumbuhan dan hewan untuk merasakan dan menanggapi lingkungan mereka.
"Fleksibilitas adaptif dari jalur pensinyalan sel yang dilestarikan ini mengejutkan," kata Utpal Pal, penulis senior studi dan profesor di Virginia-Maryland College of Veterinary Medicine di College Park.
"Sungguh luar biasa bahwa jalur yang ada dalam segala hal mulai dari parasit hingga manusia ini sangat fleksibel sehingga dapat beradaptasi untuk menerima ligan (molekul pengikat) dari spesies lain yang jauh. Alat yang dimiliki semua orang ini digunakan dengan cara yang tidak kami lakukan."
Temuan ini menunjukkan bahwa jalur pensinyalan sel lain mungkin telah diadaptasi untuk penggunaan baru pada organisme lain dan mengarah ke area baru dalam imunologi dan biologi molekuler yang siap untuk eksplorasi di masa depan.
Pal dan rekan-rekannya membuat penemuan mereka saat menyelidiki kekebalan kutu, yang merupakan bidang biologi kutu yang kurang dipahami.
Source | : | Science,University of Maryland |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR