Nationalgeographic.co.id—Fosil theropoda yang pertama di Patagonia wilayah Chili telah dideskripsikan oleh ahli paleontologi. Spesimen tersebut ditemukan dari endapan Kapur Akhir Rio de las Chinas Valley yang ditemukan belum lama ini.
Temuan mereka tersebut telah dijelaskan dalam Journal of South American Earth Sciences dengan judul "New records of Theropoda from a Late Cretaceous (Campanian-Maastrichtian) locality in the Magallanes-Austral Basin, Patagonia, and insights into end Cretaceous theropod diversity."
Untuk diketahui, pada akhir periode Cretaceous, sekitar 66 juta tahun yang lalu, ditandai dengan pergantian biotik yang cepat akibat dampak asteroid besar di Chicxulub, Meksiko, dan kontribusi dari peningkatan vulkanisme dari Deccan Traps.
Gangguan lingkungan dari peristiwa ini menyebabkan kepunahan tiga perempat dari semua kehidupan di Bumi, termasuk dinosaurus non-unggas.
Catatan paling rinci tentang perubahan keanekaragaman hayati, mekanisme kepunahan, dan waktu berasal dari wilayah belahan bumi utara, terutama di Amerika Utara dan Eropa.
Lokalitas di Patagonia, Amerika Selatan, menjadi kandidat ideal untuk pencarian yang ditargetkan untuk fosil dinosaurus Kapur Akhir.
“Fauna Patagonia yang mengarah ke kepunahan massal sangat beragam,” kata Sarah Davis, ahli paleontologi di Departemen Ilmu Geologi di University of Texas di Austin.
“Anda memiliki karnivora theropoda besar dan karnivora kecil serta kelompok burung ini hidup berdampingan bersama reptil dan mamalia kecil lainnya.”
Dalam studi mereka, Davis dan rekan penulis mendeskripsikan fosil theropoda Kapur Akhir dari Patagonia Chili.
Seperti diketahui, theropoda adalah kelompok dinosaurus yang mencakup burung modern dan kerabat dinosaurus non-unggas terdekat mereka. Theropoda secara garis keturunan adalah karnivora, meskipun sejumlah kelompok theropoda berkembang menjadi herbivora, omnivora, dan insektivora.
Dinosaurus theropoda non-unggas sebagian besar adalah karnivora, dan termasuk predator teratas dalam rantai makanan.
Source | : | Sci News,Journal of South American Earth Sciences |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR