Nationalgeographic.co.id—Studi baru yang diterbitkan di jurnal Royal Society Open Science mengungkapkan bahwa tengkorak kucing rumah menjadi jauh lebih kecil selama 10.000 tahun terakhir, begitu pula otak mereka.
Ribuan tahun ketergantungan manusia pada kucing telah menyusutkan otak mereka, menurut penelitian tersebut.
Rincian penelitian tersebut telah diterbitkan secara daring dengan judul "Cranial volume and palate length of cats, Felis spp., under domestication, hybridization and in wild populations."
Pada penelitian tersebut, para peneliti membandingkan pengukuran tengkorak (indikator ukuran otak) kucing rumah modern dengan dua leluhur liar terdekat mereka, Afrika (Felis lybica) dan kucing liar Eropa (Felis silvestris).
Tim menemukan bahwa ukuran tengkorak dan karena itu ukuran otak, pada kucing peliharaan telah menyusut secara signifikan selama 10.000 tahun terakhir dibandingkan dengan nenek moyang liar mereka. Ini tidak berarti kucing Anda lebih bodoh daripada kucing liar.
"Tapi, menurut satu hipotesis, ini menunjukkan bahwa memprioritaskan kejinakan pada hewan peliharaan mungkin secara tidak sengaja mengubah cara otak hewan tersebut berkembang," kata para peneliti.
Perubahan ini kemungkinan besar dimulai ketika seekor hewan masih berupa embrio dan baru mulai mengembangkan sel puncak sarafnya, jenis sel khusus yang unik untuk vertebrata, yang antara lain memainkan peran kunci dalam pengembangan sistem saraf.
"Seleksi untuk kejinakan dalam domestikasi hewan mungkin telah menyebabkan penurunan regulasi dalam migrasi dan proliferasi sel-sel neural crest, yang menyebabkan penurunan rangsangan dan ketakutan," tulis para peneliti dalam penelitian mereka.
"Namun, penurunan regulasi ini juga dapat menyebabkan perubahan terkait morfologi, respons stres, dan ukuran otak kucing."
Dalam studi baru mereka, para peneliti mereplikasi beberapa studi yang lebih tua dari tahun 1960-an dan 1970-an yang membandingkan ukuran tengkorak kucing domestik dan liar.
Karya-karya yang lebih tua ini mendukung gagasan bahwa kucing peliharaan telah mengalami penurunan ukuran otak yang signifikan selama bertahun-tahun.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Live Science,Royal Society Open Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR