Nationalgeographic.co.id—Menjadi seorang kaisar Tiongkok adalah pekerjaan yang berisiko. Dari kaisar pertama Tiongkok Qin Shi Huang hingga kaisar terakhir Puyi, sejarah Tiongkok mencatat total lebih dari 400 kaisar. Sayangnya, hanya sebagian kecil dari mereka yang hidup sampai usia tua atau mengalami kematian yang wajar. Beberapa kaisar Tiongkok bahkan mengalami kematian yang disebabkan oleh kejadian aneh dan tidak wajar.
Rakyat Tiongkok kuno terbiasa untuk mendoakan kesehatan kaisar. Namun, tidak semua penguasa Kekaisaran Tiongkok itu menikmati umur panjang. Faktanya, kurang dari 50 persen kaisar hidup sampai usia di atas 50 tahun. “Dan hanya 30 yang berhasil mencapai usia 60 tahun,” tulis Sun Jiahui di laman The World of Chinese.
Rata-rata masa pemerintahan penguasa kekaisaran hanya sekitar lima tahun, dengan penyakit, pembunuhan, dan pemberontakan terus-menerus mengancam jiwa. Beberapa meninggal karena penyebab aneh, seperti disambar petir atau dibunuh karena membuat lelucon.
Raja Wuyi mati karena tersambar petir
Dipercaya secara luas bahwa Raja Wuyi, penguasa ke-27 Dinasti Shang (1600 – 1046 Sebelum Masehi) mati berkat campur tangan dewa. Pasalnya, ia menjalani kehidupan yang penuh dosa.
Menurut Catatan Sejarawan Agung, Wuyi dengan sengaja menghina para dewa dengan mengisi tas kulit dengan darah. Tas tersebut dilemparkannya ke langit (tempat tinggal para dewa) dan dipanah. Wuyi menyebutnya sebagai “menembak surga”.
Sang raja juga membuat patung dewa dari kayu dan tanah liat dan melakukan pertempuran pura-pura melawan mereka. Mungkin semua tindakannya memancing murka para dewa. Sebab dalam perjalanan berburu pada tahun 1113 Sebelum Masehi, dia tiba-tiba disambar petir dan tewas seketika.
Kaisar Xiaowu dibunuh karena lelucon
Kaisar Xiaowu dari Dinasti Jin Timur selamat dari banyak serangan besar terhadap wilayahnya. Namun akhirnya, ia dibunuh karena lelucon yang dilontarkannya.
Di bawah pemerintahannya, Jin Timur selamat dari serangan Qin Awal, negara saingan yang dipimpin oleh kelompok etnis Di di Tiongkok utara. Pertempuran itu mengakhiri ancaman terhadap kekaisaran, tetapi itu tidak lama melindungi kaisar.
Menurut Kitab Jin, Kaisar Xiaowu menghabiskan lebih banyak waktu untuk minum dan menikmati kebersamaan dengan wanita. Suatu hari di tahun 396, kaisar sedang minum-minum dengan salah satu selir favoritnya, Nyonya Zhang.
Setelah beberapa gelas, Zhang menolak tawaran kaisar untuk menambah. Sang kaisar yang mabuk kemudian menyindir: “Kamu sudah tua sekarang. Jadi mungkin kamu harus menyerahkan posisimu. Saya ingin seseorang yang lebih muda.”
Source | : | The World of Chinese |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR