Nationalgeographic.co.id—Para ilmuwan psikologi di University of Southern California mencoba menyelidiki bagaimana seseorang dapat merasa kesepian di tengah keramaian. Temuan mereka menunjukkan, bahwa proses berpikir yang berbeda pada orang yang kesepian dapat menyebabkan perasaan sendirian.
Studi psikologi tersebut menemukan respon saraf individu yang kesepian berbeda dari orang lain. Seseorang dapat merasa kesepian di tengah keramaian karena berpikir dengan cara berbeda, menurut temuan tersebut.
Mereka menunjukkan bahwa melihat dunia secara berbeda dapat menjadi faktor risiko kesepian terlepas dari pertemanan yang mereka miliki.
Kebijaksanaan umum menunjukkan bahwa perbedaan inti antara kesendirian dan kesepian adalah pilihan. Sedangkan orang yang menghargai kesendirian mungkin memilih untuk menikmati malam yang tenang atau perjalanan solo ke luar negeri.
Kesepian mengurangi kebahagiaan dan sering disertai dengan perasaan yang dilaporkan sendiri karena tidak dipahami oleh orang lain. Apa yang menyebabkan perasaan seperti itu pada orang yang kesepian?
"Kami menggunakan MRI fungsional dari 66 mahasiswa tahun pertama untuk secara diam-diam mengukur keselarasan relatif pemrosesan mental orang terhadap rangsangan naturalistik dan menguji apakah orang yang kesepian benar-benar memproses dunia dengan cara yang istimewa," tulis para peneliti.
Orang yang kesepian mungkin merasa terputus dari orang lain bahkan di ruangan yang penuh sesak. Penelitian baru yang diterbitkan dalam Psychological Science mendukung gagasan ini.
Makalah baru mereka tersebut telah dipublikasikan dengan judul "Lonely Individuals Process the World in Idiosyncratic Ways" yang diterbitkan secara daring dan merupakan jurnal akses terbuka.
Temuan menunjukkan bahwa orang yang kesepian mungkin berpikir secara berbeda terlepas dari ukuran jejaring sosial mereka.
"Kami menemukan bahwa individu yang kesepian sangat berbeda dengan teman sebayanya dalam cara mereka memproses dunia di sekitar mereka. Bahkan ketika mempertimbangkan jumlah teman yang mereka miliki," kata penulis utama Elisa C. Baek, dari University of Southern California) dalam sebuah wawancara.
Studinya menunjukkan bahwa respons saraf individu orang yang kesepian berbeda dari orang lain, menunjukkan bahwa "melihat dunia secara berbeda dari orang-orang di sekitar Anda dapat menjadi faktor risiko kesepian, bahkan jika Anda secara teratur bersosialisasi dengan mereka."
Baek dan rekannya Ryan Hyon, Karina López, Meng Du, Mason A. Porter, dan Carolyn Parkinson (University of California, Los Angeles [UCLA]) sampai pada kesimpulan ini dengan membandingkan pemindaian pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) dari 63 pemindaian mahasiswa universitas tahun pertama.
Beradaptasi dengan Zaman, Tokoh Pemuda Wewo Sadar Kebutuhan Energi Ramah Lingkungan
Source | : | Psychological Science,University of California - Los Angeles |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR