Nationalgeographic.co.id—Harimau adalah predator ikonik Asia. Hewan ini mungkin juga merupakan spesies yang paling dikenal di planet ini.
Harimau biasa ditemukan di wilayah Asia yang luas. Mulai dari sekitar Laut Hitam Turki sampai Semenanjung Korea dan ke selatan melalui hutan hujan Asia Tenggara hingga Pulau Jawa dan Bali.
Namun, sebagai akibat dari perburuan dan hilangnya habitat selama berabad-abad, harimau saat ini hanya terdapat di sebagian kecil dari wilayah bersejarah ini.
Sejak 2010, 'tahun Macan' di bawah kalender lunar Asia, perhatian dunia terhadap konservasi harimau telah menjadi perhatian yang cukup besar. Perhatian ini tampaknya membalikkan penurunan jumlah harimau.
Penilaian Daftar Merah IUCN 2022 memperkirakan sekitar 4.500 harimau liar masih tersisa di dunia. Angka ini meningkat dari sekitar 3.200 pada tahun 2010.
Peningkatan ini sebagian besar merupakan hasil dari perlindungan yang kuat dari populasi indukan di kawasan lindung di Asia selatan dan timur dan dicontohkan oleh India.
Pada April 2023, India mengumumkan perkiraan populasi minimum 3.167 harimau di negaranya.
Namun, meski populasi harimau global meningkat, spesies ini hanya ada di lebih sedikit tempat daripada sebelumnya.
Hal itu diungkapkan oleh Thomas Gray, ahli biologi konservasi dan Pemimpin Pemulihan Harimau di WWF Tigers Alive Initiative, dalam kolom editorial tamu di Frontiers.
Penelitian Gray saat ini berfokus pada pemulihan aktif spesies ikonik Asia yang terancam itu dan pembiayaan berkelanjutan untuk konservasi skala bentang alam.
Dalam editorial tersebut, dia menjelaskan bagaimana habitat dari mana harimau telah hilang dapat dipulihkan.
Dan, bagaimana pemulihan habitat ini dapat membantu pemulihan keanekaragaman hayati dan bentang alam secara luas.
Source | : | Frontiers in Conservation Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR