Nationalgeographic.co.id—Awalnya, pedang Tipu Sultan diperkirakan hanya akan terjual seharga 2,5 juta dolar AS atau sekitar Rp37,4 miliar. Namun, kemarin, senjata hadiah ini dilelang di London dan menghasilkan 17,5 juta dolar AS atau sekitar Rp261,6 miliar.
Ini tidak hanya mematahkan harga tertinggi yang dibayarkan untuk sebuah pedang, tetapi juga memecahkan rekor dunia baru untuk benda India/Islam manapun.
Jika Anda melakukan pencarian daftar pedang termahal di Google hari ini, Anda akan menemukan di daftar Sword Encyclopedia bahwa pedang termahal yang pernah dijual adalah Sabre Boateng dari Abad ke-18.
Dijual dalam pelelangan dua kali, awalnya seharga 5,93 juta dolar AS pada tahun 2006 dan seharga 7,7 juta dolar AS pada tahun 2008. Pedang ini menampilkan dekorasi dan prasasti yang mengacu pada kaisar Tiongkok Qianlong dari dinasti Qing.
Namun minggu ini, pedang kamar tidur legendaris Tipu Sultan dijual di pelelangan Bonhams Islamic and Indian Art di London. Hadiah senjata, yang harganya diperkirakan mencapai antara 1.500.000-2.000.000 poundsterling ini, akhirnya mencapai harga 14 juta poundsterling (17,5 juta dolar AS) pada penjualan di London tersebut.
Penjualan itu memecahkan rekor. Namun apa yang membuat pedang ini begitu berharga?
Di situs web Bonhams, Oliver White, seorang juru lelang dan Kepala Seni Islam dan India, mengatakan pedang itu menunjukkan "keahlian yang luar biasa." Inilah mengapa White menggambarkan pedang itu sebagai "unik dan sangat diinginkan."
White menambahkan bahwa pedang ini juga merupakan "yang terbesar dari semua senjata yang terkait dengan Tipu Sultan yang masih berada di tangan pribadi." Senjata antik itu juga "benar-benar spektakuler," pungkas sang juru lelang seperti dikutip Ancient Origins.
Tipu Sultan, yang dikenal sebagai Harimau Mysore, adalah penguasa Kerajaan Mysore di India pada abad ke-18. Dikenal dalam sejarah karena perlawanan sengitnya terhadap penjajahan Inggris, dia terkenal karena menggunakan teknologi baru.
Tipu Sultan menciptakan berbagai inovasi militer dan kebijakan ekonomi. Salah satunya penggunaan artileri roket melawan negara tetangga dan East India Company, yang dipandang sebagai perpanjangan angkatan laut Inggris di ujung tombak penjajahan.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR