Nationalgeogrqphic.co.id—Di masa lalu, pedang menjadi atribut penting bagi seorang samurai Kekaisaran Jepang. Pedang memiliki kumpulan cerita dan legenda yang melekat pada senjata tersebut.
Beberapa legenda seputar senjata samurai bahkan bertahan hingga hari ini. Pengetahuan pedang itu tetap hidup berkat film dan anime yang beredar di masyarakat.
Norimitsu Odachi adalah satu pedang di Kekaisaran Jepang yang bisa dibilang unik. Disimpan di sebuah kuil di Okayama, ini adalah pedang Jepang yang mengerikan dan menggugah imajinasi para pengamat pertama kali.
Kuil Shinto Yahiko-jinja di Distrik Nishikanbara, Prefektur Niigata, Jepang, didedikasikan untuk dewa Ame-no-Kaguyama-no-mikoto. Ia adalah dewi fajar dan juga dewi meditasi, kegembiraan, dan seni.
Di kuil itu, terdapat objek yang menarik dan mengesankan yang dipamerkan di balik kaca. Itu adalah Norimitsu Odachi yang unik. Pedang itu memiliki panjang sekitar 3,77 meter.
Dengan panjang yang tidak umum, samurai mana yang menggunakan pedang itu?
Beberapa pedang Jepang membutuhkan dua tangan untuk digunakan.
“Namun pedang yang disimpan di kuil Yahiko-jinja ini tampaknya membutuhkan kekuatan manusia super,” tulis Mamerto Adan di laman Owlcation.
Pedang itu memiliki nama, Norimitsu Odachi, dinamai menurut pembuatnya Norimitsu Osafune. Senjata tersebut berasal dari periode Muromachi dan ditempa pada Agustus 1446 di Provinsi Bishu.
Dan, dengan panjang 3,77 meter, pedang-pedang samurai lainnya jadi tampak begitu mungil jika disandingkan di samping Norimitsu Odachi.
Tidak hanya besar, pedang ini juga berat. Ditempa dari sepotong baja, senjata ini memiliki berat 14,5 kg. Faktanya, pedang ini jauh lebih berat dari senapan modern dan jelas cukup berat bahkan untuk prajurit terlatih sekalipun.
Jelas, bahkan samurai Kekaisaran Jepang yang sangat terlatih tidak akan membawa monster seperti itu di medan perang. Mereka akan mengalami nyeri bahu bahkan sebelum mereka bisa menebas musuh mereka. Dan benda apa pun yang beratnya lebih dari 10 kilogram akan melelahkan penggunanya.
Source | : | owlcation.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR