Profesor Richard Irving, anggota William Adams Club yang berbasis di Tokyo, mengatakan kepada The Telegraph bahwa penemuan itu “konsisten dengan karakteristik yang diketahui dari Adams sendiri, dalam hal jenis kelamin, negara asal leluhur, usia saat meninggal, dan tahun kematian.”
Meski novel Shōgun karya Clavell mungkin merupakan adaptasi terbaik dari kehidupan William Adams di Jepang, novel semacam itu bukanlah yang pertama.
Pada 1861 William Dalton Will Adams pernah menulis buku bertajuk The First Englishman in Japan: A Romantic Biography.
Kemudian pada tahun 1932 Richard Blaker menerbitkan The Needlewatcher, sebuah karya fiksi sejarah yang disusun dengan hati-hati, yang menghilangkan mitologi kehidupan Adams.
Beberapa versi cerita lain terkait samurai kulit putih juga pernah terbit pada tahun 1960-an dan 70-an.
Kemudian novel Lord of the Golden Fan karya Christopher Nicole dengan cerita sejenis juga terbit pada tahun 1973, hanya dua tahun sebelum novel Shogun karya Calavell dirilis.
Menurut University of Columbia, karya terakhir ini adalah "pornografi ringan" yang mengungkap sisi gelap sang pelaut.
Menurut mereka, novel ini adalah karya fiksi sejarah yang cermat dan secara berani mengungkapkan petulangan seksual William Adams, samurai bermata biru Kekaisaran Jepang, dengan 90 budak.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR