Nationalgeographic.co.id - Kemeriahan Ulang Tahun Kota Jakarta ke-496 tak lengkap rasanya jika lidah belum dikenalkan dengan kudapan yang punya cerita sejarah.
Pada momen ulang tahun Jakarta seperti sekarang ini, kerak telor banyak dijajakan di Pekan Raya Jakarta. Kuliner Khas Betawi yang berempah dan memiliki cita rasa gurih ini memang penuh dengan cerita sejarah.
Kerak telor diciptakan masyarakat Betawi secara tidak sengaja pada tahun 1970-an. Menurut sejarah, Kerak telor sudah ada dari zaman kolonial Belanda. Pada saat Gubernur Jakarta dipimpin oleh Ali Sadikin makanan khas Betawi ini mulai dipromosikan. Dalam perkembangannya kerak telor dapat dijumpai setiap harinya di beberapa kawasan di Kota Jakarta
Pada perayaan besar seperti Hari Jadi Kota Jakarta yang dirayakan setiap tanggal 22 Juni, kerak telor dengan mudah ditemukan di area Pekan Raya Jakarta. Penjual kerak telor biasanya menjajakan makanan khas Betawi ini. Penjaja menggunakan bakul yang dipikul dan pakaian adat Betawi bak jawara semakin memeriahkan suasana Ulang Tahun Kota Jakarta.
Pada tahun 1970-an masyarakat Betawi mulai menjajakan kudapan ini di sekitaran tugu Monumen Nasional. Kala itu masyarakat Betawi banyak memanfaatkan tumbuhan kelapa yang ada di Batavia sebagai bahan dasar makanan tradisional seperti soto Betawi, nasi uduk, hingga kerak telor.
Selain menggunakan baju pangsi yang sering dipakai oleh jawara Betawi kala itu, terkadang penjaja kuliner Betawi ini mengenakan baju Sadaria. Baju Sadaria berupa baju koko berkerah Shanghai. Jika menoleh pada sejarah, pakaian ini terinspirasi pada budaya Tionghoa.
Selain parutan kelapa sangrai yang diberi bumbu dan telah dihaluskan juga menggunakan dua macam telur yaitu telur ayam dan telur bebek. Bahan dasar kerak telor makanan tradisional khas Betawi lainnya adalah beras ketan. Selain itu isian dari omelete tradisional ini adalah ebi atau udang kering yang diasinkan disangrai ditambah bawang goreng, cabe merah, kencur, jahe, merica, garam, dan gula pasir.
Kerak telor ini nyatanya tercipta dari hasil percobaan sekelompok masyarakat Betawi yang tinggal di kawasan Menteng Jakarta Pusat. Sejarah awal mula tercipta kerak telor adalah dari omelete mie dengan rempah-rempah khas Indonesia.
Ingin makanan yang lebih sehat alih-alih warga Belanda di Batavia kala itu menggunakan beras ketan. Agaknya kreasi ini diterima lidah warga Belanda, pasalnya kerap kali makanan ini dijadikan santapan pembuka yang istimewa.
Pada zaman penjajahan Belanda, kerak telor menjadi makanan bergengsi yang mahal dan hanya bisa disantap oleh masyarakat kalangan atas. Seiiring bergulirnya waktu, masyarakat Betawi mulai memberanikan diri untuk menjajakan kerak telor dengan harga terjangkau sehingga dapat dinikmati semua kalangan.
Bisa dikatakan usia makanan tradisional ini lebih tua dari usia negara kita sendiri. Pasalnya sudah ada sejak zaman kolonial. Omelete khas Betawi ini sebenarnya membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatannya. Bahan dasar beras ketan yang digunakan harus direndam selama satu malam agar melunak tanpa dimasak. Alasan pembuatan ini yang menyebabkan penjaja kerak telor kerap sulit ditemukan.
Untuk kemeriahan menyambut Hari Ulang Tahun Kota Jakarta, santapan khas Betawi ini menjadi hal yang wajib dijual sehingga mudah ditemukan satu tahun sekali pada bulan Juni hingga Juli. Bagi wisatawan kerak telor sewaktu-waktu dapat ditemui di Kawasan wisata Monumen Nasional. Monumen Nasional atau Monas dibangun dengan tujuan mengenang perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan. Setelah mengunjungi museum, diakhir perjalanan penjual kerak telor dapat ditemui disekitaran Monas.
Kawasan Kota Tua menjadi tempat menarik yang memiliki bangunan dengan nilai sejarah yang tinggi. Di Kawasan Kota Tua ini, penjual kerak telor menggunakan pakaian khas Betawi dengan tekun membuat hidangan agar dapat disantap selagi hangat.
Taman Mini Indonesia Indah menonjolkan wisata miniatur negara Indonesia, dengan mudah penjual kerak telor dapat ditemui di anjungan DKI Jakarta.
Lain lagi dengan tempat wisata pantai, di sepanjang Pantai Ancol lidah dapat dimanjakan dengan kehangatan kerak telor yang ditawarkan oleh penjual kerak telor.
Kebun Binatang Ragunan yang terletak di Pasar Minggu Jakarta Selatan menjadi kebun Binatang pertama yang ada di Indonesia. Di sekitaran kebun Binatang, penjual kerak telor dapat ditemui dengan bakul pikulannya yang khas.
Setu Babakan di lokasi Srengseng Sawah Jakarta Selatan pada tahun 2004 silam ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi. Tak heran jika dengan mudah kerak telor dapat ditemui disini. Mulai dari bangunan khas Betawi, seni tari, seni musik, dan drama hingga kuliner khas Betawi dipertahankan dan tetap lestari.
Stadion Menteng yang sudah dialih fungsikan menjadi sebuah taman bermain anak, lapangan futsal, dan lapangan basket. Kembali ke asal dimana kerak telor dikreasikan oleh masyarakat Betawi kala itu, kerak telor dijajakan di Taman Menteng yang asri ini.
Di Hari Ulang Tahun Jakarta yang ke-496 Kudapan khas Jakarta yang gurih ini menjadi kuliner yang wajib disantap. Nilai sejarah panganan khas Betawi yang bermula dari kalangan elite bangsawan dan pejabat kolonial Belanda perlu lestari
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR