Nationalgeographic.co.id—Sejak akhir tahun lalu, persisnya 15 November 2022, populasi manusia di bumi telah genap mencapai delapan miliar. Bayi bernama Vinice Mabansag adalah manusia yang kedelapan miliar itu. Bayi perempuan itu lahir di Manila, Filipina, seperti yang dicatat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Setiap kelahiran manusia adalah hal yang patut disyukuri oleh orang tua dan keluarganya. Namun, seiring dengan semakin banyaknya jumlah populasi manusia di bumi, akan semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.
Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Tinggi timbunan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, misalnya, telah mencapai 40 meter. Tinggi ini setara dengan tinggi bangunan 16 lantai.
Tak hanya menjadi masalah di darat, sampah yang dihasilkan masyarakat Indonesia juga mencemari lautan. Bahkan, hasil sebuah studi pada 2015 menyebut Indonesia berada di peringkat kedua sebagai penyumbang sampah terbesar ke lautan dunia. Sampah dari Indonesia juga disebut oleh studi lain telah mencemari pesisir pulau-pulau di Afrika.
Memahami besarnya permasalahan sampah ini, SayaPilihBumi menggagas gerakan Circular City Clean, program "gerakan kecil" yang bila dilakukan oleh sebanyak mungkin orang sejak sekarang bisa berdampak besar.
Melalui program ini, SayaPilihBumi percaya bahwa setiap orang adalah agen perubahan sekaligus pemengaruh lingkungannya, serta meyakini setiap perubahan baik untuk lingkungan harus dimulai dari diri sendiri dan dari sekarang.
Detailnya, Circular City Clean adalah program bersih-bersih yang melibatkan komunitas, siswa sekolah, sektor swasta, pemerintah dan individu melalui semangat "gotong royong" untuk kota dan lingkungan yang lebih bersih dan sehat yang di inisiasi oleh SayaPilihBumi.
Circular City Clean adalah bagian dari Circular City Project, proyek gerakan meminimumkan sampah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada sehingga, tak ada sumber daya yang terbuang. Tujuan Circular City Project adalah mendorong ekonomi sirkular dan menjadi solusi perubahan terhadap permasalahan sampah di Indonesia.
Melaui Circular City Clean dan Circular City Project, SayaPilihBumi ingin menyatukan anggota masyarakat, pemerintah, entitas bisnis, sekolah, dan komunitas untuk menyebarkan pesan bahwa menjaga kebersihan adalah tugas semua orang.
Melalui program Circular City Clean ini khususnya, SayaPilihBumi--gerakan perubahan perilaku dan menjaga lingkungan untuk bumi yang lebih baik yang digagas oleh National Geographic Indonesia, bagian dari Grid Network--berharap bisa meningkatkan kesadaran akan dampak negatif membuang sampah sembarangan, serta pentingnya 3R: reduce (pengurangan), reuse (penggunaan kembali), dan recycle (daur ulang sampah).
Secara berkelanjutan, SayaPilihBumi berencana untuk menggelar Gerakan Circular City Clean ini di kawasan Car Free Day (CFD), sungai, pantai, dan gunung. Untuk momen perdana, Circular City Clean akan dilaksanakan pada akhir pekan ini, tepatnya Minggu, 9 Juli 2023, di kawasan CFD Sudirman, Jakarta.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah mengumpulkan sampah di kawasan CFD Jakarta dan memilahnya sesuai dengan 5 lima kategori jenis sampah untuk kemudian disalurkan ke Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Pusat untuk diolah lebih lanjut.
Lalu ada juga kegiatan kampanye edukasi mengenai pentingnya mengurangi sampah dan memilah sampah berdasarkan jenisnya agar bisa diolah atau didaur ulang lebih lanjut. Kegiatan kampanye ini akan disertari dengan aksi hias ondel-ondel, hias slogan, dan lain-lain.
Acara ini terbuka untuk umum dan bakal berlangsung sejak pukul 07.00-09.00 WIB. Titik kumpulnya adalah Taman Sumenep di Menteng, dan rutenya adalah Sarinah-Bundaran HI.
Sejauh ini setidaknya sudah ada 80 orang relawan yang mendaftarkan diri untuk ikut serta, baik dari perseorangan maupun dari komunitas. Bagi Anda yang tertarik ikut serta, Anda bisa datang langsung dengan diharapkan mengenakan dresscode hitam ataupun mendaftarkan diri lebih dulu di bit.ly/volunteerbebersihjakarta atau akun Instagram @sayapilihbumi.
Didi Kaspi Kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia, menuturkan bahwa SayaPilihBumi sudah memulai komitmennya terhadap upaya perbaikan lingkungan sejak 2018.
"Pada 2018 itu kita memulainya dengan melakukan aktivitas clean up di di CFD Sudirman Thamrin. Sejak saat itu kita sudah melakukan banyak aktivitas untuk menginspirasi perubahan perilaku manusia saat ini untuk berkontribusi terhadap perbaikan perubahan iklim," ujar Didi.
"Di tahun ini, 2023, kita berharap lebih banyak lagi aktivitas yang melibatkan lebih lebih banyak orang, berkolaborasi, sehingga kita bisa mencapai dampak yang lebih signifikan lagi."
Didi juga menjelaskan bahwa gerakan pada 2023 ini mengambil momen telah mencapainya populasi dunia ke angka 8 miliar penduduk.
"Artinya, ketika perubahan perilaku manusia tidak membaik dan jumlah manusia makin banyak, itu ada hal yang secara urgen harus kita perhatikan dan lebih banyak lagi upaya yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan karena manusianya makin banyak, sedangkan planetnya tidak membesar," tegasnya.
Diky Wahyudi Lubis, Community Manager Grid Network, menambahkan bahwa program Circular City Clean ini masih dalam upaya SayaPilihBumi mendukung gerakan ekonomi sirkular di Indonesia. "Sampah yang sudah kita kumpulkan tadi bisa kita daur ulang kembali menjadi barang baru sehinga punya nilai ekonomi lebih ke depannya," harapnya.
Terkait alasan SayaPilihBumi memilih Jakarta menjadi kota perdana gerakan City Clean City ini, Diky menjelaskan bahwa mereka ingin mengambil momen "karena ini masih rangkaian HUT ke-496 Jakarta."
Diky berharap bahwa gerakan Circular City Clean di CFD Jakarta nanti bisa sukses dan berlanjut ke kota-kota lain seperti rencana yang dicanangkan SayaPilihBumi.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR