Nationalgeographic.co.id—Satyr adalah makhluk setengah manusia, setengah kambing (atau kuda) pendek dengan tanduk, ekor, dan telinga berbulu Panjang dalam mitologi Yunani kuno. Dalam seni, satyr selalu telanjang dan digambarkan sebagai binatang dan mengerikan.
Satyr tinggal di hutan dan perbukitan terpencil dan selalu dapat ditemukan terlibat dalam pesta mabuk-mabukan atau mengejar bidadari. Satyr adalah sahabat dewa anggur Yunani, Dionysus, dan dewa Pan.
Menjadi sahabat Dionysus, mereka mewakili kekuatan alam yang subur. Mereka adalah karakter yang agak buruk, yang digambarkan oleh Hesiod sebagai pria kecil yang nakal, tidak berguna, dan tidak layak untuk bekerja.
Satyr dalam Tradisi Yunani
Dalam tradisi Yunani, satyr adalah roh alam yang tinggal di hutan atau perbukitan terpencil. Roh-roh kejam ini ditakuti oleh manusia. Pria liar pemabuk ini sering muncul mengejar roh alam wanita yang dikenal sebagai bidadari atau terlibat dalam tarian menggairahkan dengan mereka.
Satyr Yunani adalah sahabat Dionysus, dewa anggur dan kesuburan, biasanya diasosiasikan dengan pesta kelompok yang menyenangkan. Menjadi pengikut dewa anggur dan pesta pora, Satyr cenderung minum berlebihan dan memiliki hasrat yang tak terpuaskan akan kenikmatan.
Roh-roh alam ini adalah makhluk Dionysiac dan karena itu pecinta anggur, tarian, musik, dan kesenangan. Dalam seni Yunani kuno, Dionysus sering digambarkan memiliki satir pemabuk sebagai pendamping. Seni Yunani sering menggambarkan satyr dengan secangkir anggur di tangan, terlibat dalam kebinatangan atau tindakan seksual dengan wanita, dan memainkan seruling.
Satyr diyakini mewakili sisi hasrat seksual yang brutal dan gelap. Dalam mitologi Yunani, Satyr mencoba memperkosa bidadari dan wanita fana. Kadang-kadang, Satyr diperlihatkan sedang memperkosa hewan.
Satyr sering muncul dalam mitos Yunani tetapi mengambil peran pendukung. Hesiod menggambarkan mereka sebagai pria kecil nakal yang suka mempermainkan orang.
Satyr sering digambarkan sedang memegang tongkat Dionysis. Thyrsus, demikian sebutan batangnya, adalah tongkat kerajaan, terbungkus tanaman merambat dan meneteskan madu, di atasnya terdapat kerucut pinus.
Satyr diyakini sebagai putra dari cucu Hecataeus. Meskipun secara lebih luas diterima bahwa para satyr adalah anak-anak dewa Olympian Hermes, pembawa berita para dewa, dan putri Icarus, Iphthime.
Dalam budaya Yunani, selama festival Dionysus, orang Yunani kuno akan mengenakan kulit kambing dan terlibat dalam perilaku mabuk yang nakal.
Source | : | History Cooperative |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR