Diodorus berargumen bahwa gagasan Hercules mengenakan kulit singa dan menggunakan pentungan sebagai senjata jauh lebih masuk akal dalam konteks sejarah awal umat manusia, Sebaliknya, Hercules Yunani hidup sebelum Perang Troya, ketika baju besi dan senjata adalah hal biasa.
Diodorus lebih lanjut menunjukkan bahwa Hercules "membersihkan bumi dari binatang buas. Itu adalah sebuah cerita yang sama sekali tidak cocok untuk manusia yang hidup kira-kira pada periode Perang Troya.
Jadi, dia berpendapat bahwa ini juga berasal dari Hercules Mesir sebelumnya.
Diodorus juga mencatat cerita bahwa bukan hanya Hercules mitologi Yunani saja yang mendirikan Pilar Hercules yang terkenal. Menurutnya, dewa Mesir mendirikan pilar di Libya, dan kemudian, Hercules Yunani mendirikan pilar di Eropa, di seberangnya.
Diodorus menjelaskan kebingungan antara orang-orang yang berbeda dengan nama yang sama. Dia menulis tentang Hercules mitologi Yunani bahwa dalam perjalanan waktu dan setelah kematiannya, dia mewarisi kisah dari orang-orang yang lebih kuno dari nama tersebut.
Apakah Dewa Mesir Shu Terhubung dengan Hercules?
Jika para penulis Yunani kuno ini benar, dan memang ada dewa dalam mitologi Mesir yang berkontribusi pada kisah Hercules, lalu dewa Mesir yang manakah itu? Jawaban sederhananya adalah tidak ada yang tahu.
Namun, ada beberapa teori populer tentang ini. Salah satu penjelasan paling umum tentang Hercules paling awal adalah bahwa Herodotus mengacu pada dewa Mesir Shu.
Shu adalah dewa udara. Karena itu, dia terkadang ditampilkan mengangkat langit (yaitu dewi Nut). Penggambaran ini memiliki kemiripan yang menarik dengan salah satu mitologi Yunani tentang Hercules.
Pada suatu kesempatan, Hercules dikatakan telah mengangkat langit. Dia melakukan ini untuk membantu Atlas, dewa Yunani yang biasanya memegangnya.
Selain itu, orang Mesir terkadang menggambarkan Shu dengan kepala singa. Demikian pula, karya seni Yunani kuno menunjukkan Hercules mengenakan kulit singa, dengan wajah singa di atas kepalanya.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR