Nationalgeographic.co.id—Shinsengumi adalah pasukan khusus keamanan dalam sejarah Kekaisaran Jepang. Mereka adalah pelindung ibukota Kekaisaran, Kyoto selama masa perubahan yang penuh gejolak, garis pertahanan terakhir bagi masyarakat feodal di ambang pergeseran seismik menuju modernitas Kekaisaran Jepang.
Periode Edo akhir, juga dikenal sebagai periode Bakumatsu (1853-1868) adalah masa konflik internal, tantangan diplomatik, dan keresahan masyarakat yang mendalam.
Jepang bergulat dengan meningkatnya tekanan pengaruh Barat, disintegrasi keshogunan yang sudah mapan, dan munculnya ideologi politik dan sosial baru.
Di tengah kekacauan ini, pada tahun 1863, Shinsengumi atau "Korps yang Baru Dipilih" dibentuk. Pasukan polisi khusus ini, yang setia kepada Shogun, diberi tanggung jawab besar untuk menjaga ketertiban di Kyoto.
Keshogunan, yang sudah menghadapi ketidakpuasan internal, semakin dilemahkan oleh ketidakmampuannya untuk berhasil melawan kekuatan asing. Hal ini mengarah pada munculnya faksi politik yang kuat yang mendukung pemulihan kekaisaran sonnō jōi (Hormat Kaisar, Usir Orang Barbar).
Dalam konteks pergolakan dan kekacauan ini, Kyoto menjadi sarang persekongkolan politik dan seringkali konflik kekerasan.
Untuk memulihkan ketertiban di kota, Keshogunan memutuskan untuk membentuk pasukan khusus. Bibit awal Shinsengumi ditanam ketika Kiyokawa Hachirō, seorang ronin pro-kekaisaran, mengorganisir sekelompok pendekar pedang, terutama dari wilayah pedesaan Mito dan Chōshū, untuk melayani tujuan ini.
Namun, dia akhirnya terungkap sebagai pendukung sonnō jōi yang radikal, yang menyebabkan dia dikeluarkan dari grup dan munculnya struktur kepemimpinan baru.
Kelompok yang tersisa, sebagian besar terdiri dari pria dengan status sosial rendah, termasuk ronin dan petani, diambil alih oleh Serizawa Kamo, Niimi Nishiki, dan Kondō Isami.
Para pemimpin ini akan memandu transformasi kelompok menjadi Shinsengumi, yang berarti "Korps yang Baru Dipilih". Mandat mereka adalah berpatroli di jalan-jalan Kyoto, menekan sonnō jōi revolusioner, dan mempertahankan kendali Keshogunan.
Pendirian Shinsengumi adalah bagaimana orang-orang dari latar belakang yang sederhana ini berhasil mengatasi hierarki sosial yang kaku pada masa itu.
Sistem kelas samurai masih berlaku selama periode Edo, dan untuk samurai berpangkat rendah dan ronin yang diberi tugas penting seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR