150 tahun setelah berdiri, sistem pendidikan samurai Satsuma menjadi lebih terstruktur. Setiap kota dibagi menjadi beberapa distrik yang disebut goju. Setiap goju memiliki sekolahnya sendiri untuk melatih anak-anak samurai. Pendidikan akademik dasar ditambahkan ke dalam kurikulum.
Belakangan, sekolah itu sendiri kemudian disebut goju.
Setiap goju beroperasi secara independen dengan kepemimpinan dan kode etiknya sendiri. Pendidikan dasar yang kuat merupakan bagian integral. Namun ajaran goju menempatkan penekanan menyeluruh pada kehormatan, kejujuran, dan keberanian.
Disiplin dan solidaritas kelompok ditekankan agar para siswa berfungsi sebagai kesatuan militer yang kuat di masa perang. “Loyalitas yang kuat didorong,” Tincher menambahkan lagi.
Anak laki-laki tidak diperbolehkan berbicara dengan anak laki-laki di sekolah lain. Mereka juga tidak diperbolehkan berhubungan dengan perempuan di luar keluarga mereka.
Larangan berbicara dengan anak perempuan ini sejalan dengan praktik kuno yang dijelaskan dalam pepatah lama. “Sejak usia 7 tahun, anak laki-laki dan perempuan tidak boleh berbagi tempat duduk yang sama.”
Siswa goju harus menjunjung tinggi kehormatan samurai di Kekaisaran Jepang. Mereka harus menerapkan beberapa prinsip yang penting, seperti:
Pada ulang tahun ke-7, anak laki-laki diberikan pedang pendek wakizashi dan kemudian dipersembahkan kepada pemimpin goju.
Pembagian kelas berdasarkan usia
Siswa Goju dibagi berdasarkan usia:
Fitur penting dari sistem goju adalah bahwa anak laki-laki yang lebih tua bertanggung jawab untuk mengajar yang lebih muda. Karena alasan itu, semua anak laki-laki giat belajar. Pengulangan pengajaran juga semakin memantapkan pelajaran bagi anak laki-laki. Alhasil, sistem itu menghasilkan pendidikan yang kokoh.
Jadwal samurai muda di sekolah
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR