Nationalgeographic.co.id – Sejarah Mesir Kuno punya banyak peninggalan yang menarik. Orang Mesir kuno juga memiliki sistem kepercayaan yang kompleks mengenai kematian dan kehidupan setelah kematian. Untuk itu, mereka membuat buku panduan yang disebut Kitab Orang Mati atau Book of The Dead.
Mereka percaya bahwa jiwa seseorang akan melakukan perjalanan ke dunia bawah, di mana ia akan diadili oleh dewa bernama Anubis. Jika jiwa dianggap layak, maka ia akan diberikan kehidupan abadi di akhirat.
Mesir Kuno tidak dapat disangkal adalah salah satu peradaban paling menakjubkan dalam sejarah. Dari hieroglifnya yang rumit hingga arsitekturnya yang memukau, ada banyak hal yang dapat ditemukan tentang budaya kuno ini.
Salah satu hal paling menarik tentang sejarah Mesir kuno adalah kepercayaan mereka tentang kehidupan setelah kematian. Masyarakat Mesir percaya bahwa kematian bukanlah sebuah akhir, melainkan kelanjutan kehidupan di akhirat.
Mereka percaya bahwa akhirat adalah cerminan kehidupan mereka di bumi, itulah sebabnya mereka sangat teliti dalam praktik penguburan mereka. Hebatnya, keyakinan mereka tentang kematian telah berdampak besar pada seluruh peradaban mereka, mulai dari piramida yang mereka bangun hingga benda-benda yang mereka kuburkan.
Untuk membantu orang Mesir kuno menavigasi perjalanan kehidupan setelah kematian, apa saja ajaran Kitab Orang Mati dalam sejarah Mesir kuno untuk bertahan hidup di akhirat?
Ketahui Mantra Ajaib
Kitab Orang Mati berisi lebih dari 200 mantra sihir yang dimaksudkan untuk membantu orang yang meninggal menavigasi kehidupan setelah kematian.
Mantra-mantra ini diyakini mempunyai kekuatan untuk melindungi jiwa dari bahaya seperti setan, ular, dan makhluk jahat lainnya.
Beberapa mantra yang paling penting adalah mantra yang akan membantu jiwa melewati penghakiman Anubis, seperti Mantra Penimbangan Hati.
Diyakini bahwa jika jantung lebih berat dari bulu, jiwa akan dikonsumsi oleh iblis Ammit. Mengetahui mantra-mantra ini sangat penting untuk bertahan hidup di akhirat.
Memiliki Hati yang Baik
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR