Alih-alih sekadar mengancam Jepang, mereka bertujuan untuk membentuk aliansi angkatan laut pada berbagai kesempatan untuk melucuti senjata dan mengalahkan wilayah feodal Jepang yang memberontak.
Karena shogun yang berkuasa tidak mampu menyelesaikan masalah apa pun yang ditimbulkan oleh perdagangan internasional, para pemimpin samurai mulai menuntut perubahan dalam kepemimpinan terpusat.
Desentralisasi dan kelemahan shogun sebelum adanya permintaan perdagangan dan selama campur tangan barat menyebabkan jatuhnya shogun dan pembentukan pemerintahan terpusat yang baru.
Belajar dari Negeri Matahari Terbit
Komodor Perry memulai misi untuk meyakinkan Jepang tentang manfaat membuka diri terhadap dunia luar. Untuk mencapai tujuan ini, ia berlayar ke perairan Jepang dengan armada kapal uap hitam besar yang dirancang untuk menunjukkan daya tembak mereka, membuka perdagangan, melindungi pelaut yang karam, dan mengizinkan kapal Amerika.
Kedatangan armada Perry menimbulkan banyak kebingungan dan ketakutan di kalangan orang Jepang, sehingga mendorong banyak pemimpin menuntut agar orang Amerika diusir.
Akhirnya, shogun mengalah dan menyetujui beberapa permintaan Perry; perdagangan diperbolehkan seiring dengan dibukanya pelabuhan untuk pengisian bahan bakar dan pengiriman bahan bakar. Hal ini menandai titik balik dalam sejarah Jepang ketika modernisasi mulai terjadi, dan pengaruh asing memiliki akses yang lebih besar ke negara mereka.
Saat ini, Jepang menganut sinkretisme yakni kombinasi budaya Barat dan tradisional. Banyak di antara mereka yang terlahir sebagai penganut agama Shinto, namun kemudian menikah dengan istri beragama Kristen atau kemudian meninggal sebagai penganut agama Budha.
Toleransi beragama terjalin di antara kelompok-kelompok tersebut tanpa mengubah nilai-nilai tradisional. Hal ini memberi Jepang pelajaran penting tentang hidup harmonis bersama negara dan budaya lain sekaligus mensejahterakan diri mereka sendiri.
Interaksi antara armada Komodor Perry dan Kekaisaran Jepang membuka jalan bagi pertukaran budaya yang memperkaya kedua negara. Apresiasi bersama terhadap seni, filsafat, dan kuliner menonjolkan indahnya kolaborasi.
Ikatan mendasar ini memupuk rasa saling menghormati dan kekaguman, mengunjungi Jepang hari ini merupakan sebuah perjalanan melalui sejarah bersama dan bukti keajaiban eksplorasi antar budaya.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR