Nationalgeographic.co.id—Kedudukan wanita dalam catatan sejarah Romawi kuno hanya mempunyai sedikit hak, dan menurut hukum, mereka tidak dianggap setara sama sekali dengan laki-laki.
Meski demikian, terdapat beberapa pengecualian dalam konteks historiografi sejarah Romawi. Sebuah fragmen prasasti yang ditemukan di Ephesus merangkum banyak kisah tentang wanita-wanita di Romawi-Yunani Kuno.
Salah satu tokoh yang dikisahkan dalam fragmen tersebut ialah Claudia Metrodora, seorang pemimpin wanita yang dermawan. Metrodora diperkirakan lahir sekitar tahun 54 M sebagai putri dari Claudius Kalobrotos dari Teos.
Hidupnya berubah signifikan ketika ia menjadi putri angkat dari seorang pemimpin di Pulau Chios, Skytheinos. Tumbuh besar dalam keluarga bangsawan terpandang, menempa dirinya sebagai calon pemimpin yang dermawan di kemudian hari.
Menariknya, dalam fragmen bernarasi sejarah Romawi, "ia digambarkan sebagai figur wanita kaya raya, berkuasa, dan punya pengaruh di masyarakat," tulis David Potter dalam buku Ancient Rome: The New History yang terbit pada 2018.
Menurut Potter, Claudia Metrodora merupakan wanita yang menjabat sebagai pelindung sipil bagi Romawi Timur. Ia berperan dalam sejumlah aktivitas kemasyarakatan di Pulau Chios—tempat ia berkuasa.
Pengaruhnya di Pulau Chios tak bisa dikesampingkan. Bahkan disebutkan dalam fragmen prasasti di Ephesus bahwa Claudia Metrodora punya pengaruh dan kendali yang luar biasa.
Chios mungkin berbeda dengan kawasan lainnya di Romawi. Di sana, Metrodora memainkan perannya sendiri sebagai orang kaya dan wanita berpengaruh, hingga ditunjuk sebagai pemimpin.
Roy Kearsley juga menyebut dalam tulisan di Tyndale Bulletin berjudul "Women in Public"Life in the Roman East: Iunia Theodora, Claudia Metrodora and Phoebe, Benefacttress of Paul" (1999), bahwa Metdorora memanfaatkan kekayaannya untuk berderma.
"Dengan keuangannya sendiri, ia menyediakan makanan untuk umum di Pulau Chios, membangun pemandian umum, memegang jabatan sebagai gymnasiarch—pemimpin distrik Romawi," tulis Kearsley.
Metrodora memegang beberapa jabatan politik, termasuk dua kali diangkat sebagai stephanophoros, hakim tertinggi di Chios. Ia juga menjabat sebagai gymnasiarch di Chios sebanyak empat kali.
Tak heran jika Claudia Metrodora dihormati, sebab ia menampilkan karakteristik sebagai pelindung sipil melalui cara dia mendanai festival dan revitalisasi bangunan kuno yang terkait dengan kota asalnya, atau dengan liga keagamaan di kota-kota Ionia.
Source | : | Tyndale Bulletin |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR