Saat ular merayap, mereka dipandang sebagai makhluk yang lebih dekat ke bumi. Fakta bahwa Cecrops adalah setengah ular menunjukkan bahwa ia terkait erat dengan tanah tempat Athena kuno dibangun.
Cecrops adalah penguasa yang luar biasa. Pemerintahannya mengantarkan zaman keemasan yang begitu mengesankan. “Bahkan para dewa pun menyadari kehebatan kotanya,” tambah Chaliakopoulos.
Menurut Apollodorus, raja menamai Kota Cecropia sesuai dengan namanya sendiri, sedangkan nama sebelumnya adalah Acte. Meski demikian, kota tersebut belum secara resmi mendapat perlindungan dewa. Jadi, namanya masih bisa berubah. Inilah yang menjadi pendorong bagi Athena dan Poseidon saling berebut untuk menguasai kota.
Athena dan Poseidon mengeklaim Kota Cecrops
Dua dewa yang menunjukkan ketertarikan pada Kota Cecrops adalah Athena dan Poseidon. Keduanya percaya bahwa mereka mempunyai hak untuk menjadikan kota itu di bawah perlindungan mereka. Baik Athena maupun Poseidon ingin menamai kota tersebut dengan nama mereka sendiri dan mengeklaim kejayaannya.
Tekad keduanya begitu besar. Hal itu membuat Zeus takut jika perselisihan mereka akan berujung pada pertarungan antar dewa. “Zeus pun memutuskan untuk campur tangan,” kata Chaliakopoulos.
Solusi yang ditawarkan raja para dewa itu adalah kompetisi antara Athena dan Poseidon. Cecrops ditunjuk sebagai juri. Penulis kuno lain mengatakan 12 dewa Olympus atau Zeus sendiri yang menjadi jurinya. Hadiahnya adalah kekuasaan atas Kota Athena.
Kompetisi dimulai
Athena dan Poseidon bertemu di bukit suci Acropolis. Zeus, para dewa Olympus, dan penduduk Athena berkumpul untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
Poseidon bergerak lebih dulu. Dengan satu gerakan cepat, dia menghantamkan trisulanya ke tanah. Bumi berguncang dan laut bawah tanah tercipta. Air muncul dari lubang di tanah dan ini adalah hadiah Poseidon kepada masyarakat Athena.
Namun, anugerah dewa laut adalah air laut yang tidak ada gunanya bagi Athena kuno. Pasalnya, kota itu memiliki akses ke banyak sungai dan dekat dengan laut. Alhasil, pemberian Poseidon disambut dengan antusiasme yang biasa saja.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR