Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Constantine sebelum ia naik takhta Bizantium. Dia adalah seorang jenderal yang terampil dan dia serta saudara-saudaranya memimpin Despotate of Mystras, di Moreas, yang sekarang disebut Peloponnese.
Pada tahun 1427–1428, Constantine dan saudaranya Ioannis menangkis serangan terhadap Moreas oleh Carlo II Tocco, penguasa Epirus.
Kemudian pada tahun 1428 Constantine diproklamasikan sebagai Despot of the Moreas, untuk memerintah provinsi tersebut bersama kakak laki-lakinya Theodore dan adiknya Thomas.
Bersama-sama, Palaiologos bersaudara memperluas kekuasaan Bizantium hingga mencakup hampir seluruh semenanjung Peloponnesia untuk pertama kalinya sejak Perang Salib Keempat, lebih dari dua ratus tahun sebelumnya.
Mereka membangun kembali tembok Hexamilion kuno, yang melindungi semenanjung dari serangan luar. Pada tahun 1444-1446, Constantine secara pribadi memimpin pertempuran di Yunani Tengah dan Thessaly dalam upaya memperluas kekuasaan Bizantium lebih jauh ke Yunani.
Kekaisaran Bizantium sedang mengalami kemunduran ketika Constantine diproklamasikan sebagai kaisar pada tanggal 6 Januari 1449, setelah kematian saudaranya Ioannis.
Itu adalah masa ketika Kesultanan Utsmaniyah sedang bangkit, dan mengambil alih wilayah yang pernah berada di bawah kekuasaan Bizantium.
Constantine melakukan upaya untuk menyatukan Gereja Ortodoks dengan Gereja Katolik dengan harapan umat Katolik akan memberikan bantuan militer untuk menghentikan pergerakan Kesutalanan Utsmaniyah. Namun siasat ini sayangnya tidak membuahkan hasil.
Empat tahun setelah mengambil alih kekuasaan di Bizantium, Constantine Palaiologos dipanggil untuk melawan pengepungan ketiga Kota Konstantinopel oleh Kesultanan Utsmaniyah — pengepungan yang dimulai pada tanggal 15 April 1453 dan berakhir dengan Jatuhnya kota tersebut pada tanggal 29 Mei di tahun yang sama.
Pertempuran terakhir dan kematian Constantine XI Palaiologos
Konon kaisar terakhir Bizantium telah menyadari bahwa ia tidak memiliki kekuatan militer yang cukup untuk mencegah penaklukan Konstantinopel oleh pasukan Mehmed Sang Penakluk.
Sesaat sebelum musim gugur, Palaiologos mengunjungi Hagia Sophia, di mana dia mengambil Komuni Kudus. Dia kemudian mengucapkan selamat tinggal terakhirnya kepada keluarganya sebelum berangkat berperang.
Ketika Kesultanan Utsmaniyah menyerbu kota, beberapa orang menyarankan Palaiologos melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR