Nationalgeographic.co.id—Kebanyakan orang berpikir bahwa Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 adalah kekalahan paling telak yang dialami Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte.
Namun ada pertempuran lain pada tahun 1807 yang bisa disebut sebagai pertempuran yang paling memalukan. Napoleon, yang saat itu dianggap sebagai orang paling berkuasa di Eropa, dikalahkan oleh ratusan kelinci. Peristiwa itu terjadi ketika acara perburuan kelinci diselenggarakan.
Napoleone di Buonaparte (1769-1821) meninggalkan kehidupan sederhana sebagai putra bangsawan Italia di pulau Corsica. Meninggalkan kampung halamannya, ia melanjutkan sekolah militer di Prancis, di mana ia belajar bahasa Prancis untuk pertama kalinya.
Napoleon meniti karier melalui jajaran tentara, mendukung Revolusi Perancis, dan menjadi terkenal pada tahun 1790-an. Saat itu, ia mencapai kemenangan militer yang besar. Napoleon pun akhirnya terpilih sebagai Kaisar Prancis pada Mei 1804 dengan 99% suara.
Kepala staf Napoleon Bonaparte merencanakan acara perburuan kelinci
Musim panas 1807 mengakhiri Perang Koalisi ke-4 ketika Prancis mengalahkan Rusia di Pertempuran Friedland pada tanggal 14 Juni 1807. Penandatanganan dua bagian Perjanjian Tilset oleh Napoleon dan Tsar Alexander I dari Rusia selesai pada tanggal 7 Juli. Kemudian pemimpin Prusia Friedrich Wilhelm III menambahkan tanda tangannya pada tanggal 9 Juli.
Kaisar Prancis memutuskan bahwa sebuah perayaan diperlukan untuk dirinya sendiri, pejabat Prancis, dan perwira militer utamanya. Napoleon meminta kepala stafnya yang terampil Louis-Alexandre Berthier untuk mengatur hari berburu kelinci untuk merayakan kemenangannya. Rencananya, perburuan itu akan dilanjutkan dengan makan siang di udara terbuka.
Seperti kebanyakan cerita, jumlah pasti kelinci yang dikumpulkan Berthier di tempat berburu mungkin dilebih-lebihkan dalam penceritaannya kembali. Berthier dikisahkan telah mengumpulkan beberapa ratus, mungkin ribuan, kelinci dan menempatkannya dalam kandang di tepi lapangan. Jadi, ketika Napoleon membidik, dia akan menemukan mangsanya berlimpah dan menikmati perburuan yang menyenangkan.
“Napoleon bisa menjadi pemimpin yang menyulitkan,” tulis Joanne Hayle di laman Owlcation. Jadi Berthier sangat teliti dalam mempersiapkan acara untuk sang kaisar.
Gerombolan kelinci yang berlari ke arah Napoleon Bonaparte
Pada hari perburuan, kelinci-kelinci tersebut dilepaskan dari kandangnya saat rombongan pemburu mengambil posisi. “Kelompok kelinci pertama yang dilepaskan bertindak tidak terduga,” ungkap Hayle. Alih-alih berlari menjauh dari kelompok orang-orang yang membawa senjata, kelinci-kelinci itu melompat dengan riang ke arah mereka. Awalnya, Napoleon dan tamunya merasa geli. Mengapa kelincinya tidak lari? Apakah mereka ingin menjadi korban?
Kegembiraan mereka berubah menjadi ketidaknyamanan dan ketakutan ketika semua kelinci mengikuti beberapa kelinci pertama. Para kelinci itu membentuk pasukan berbulu tangguh yang bergerak dalam gelombang menuju prajurit paling terkemuka di dunia. Banyak yang berkerumun di sekitar kaki Napoleon, beberapa mulai memanjat kakinya. Beberapa kelinci dengan gigih meraih jaketnya.
Napoleon Bonaparte mencoba mengusir para kelinci itu tapi tanpa hasil.
Para tamu Napoleon mengambil tongkat dan berusaha membebaskannya. Sekali lagi, kelinci-kelinci itu tidak lari; mereka menempel dekat dengan sang pemimpin.
Tembakan pun dilepas tetapi tidak ada kelinci yang mundur. Tidak ada yang berani menertawakan pemandangan aneh kaisar mereka yang terkepung. Kelinci-kelinci itu kemudian mulai mengamuk. Mereka tampak sangat marah karena mendapat perlawanan.
Ketika Napoleon Bonaparte lari terbirit-birit karena gerombolan kelinci
Napoleon yang ketakutan berlari, secepat kelinci mengizinkannya, ke keretanya. Dia meninggalkan tamunya untuk menangkis pasukan kelinci.
Dengan cerdik, seolah-olah mereka telah mempelajari teknik militer Napoleon Bonaparte, kelinci-kelinci itu terbagi menjadi dua resimen. Semuanya dengan tekad bulat menuju kereta Napoleon. Para kusir menggunakan cambuk untuk menakut-nakuti mereka tetapi tidak berhasil.
Beberapa kelinci petualang berhasil melompat ke kereta bersama Napoleon. Hanya ketika kereta mulai bergerak, kelinci-kelinci itu menyerah. Beberapa penyerbu di dalam gerbong diusir keluar jendela oleh kaisar.
Mengapa perburuan yang menyenangkan bisa berubah menjadi bencana?
Penjelasan atas bencana perburuan kelinci itu sederhana, meski Berthier tidak langsung menerima kesalahannya. Dia terkenal karena keterampilan organisasinya. Namun pada kesempatan ini, Berthier telah membuat kesalahan besar. Alih-alih mencari kelinci liar di ladang, dia memilih cara yang lebih mudah.
Berthier dan anak buahnya mendekati para petani setempat untuk mendapatkan sejumlah besar kelinci yang spektakuler. Apa yang tidak dia sadari adalah bahwa kelinci-kelinci yang dipelihara itu jinak.
Berthier meninggal secara misterius
Binatang yang menggemaskan itu itu tidak memahami risiko yang dihadapi mereka saat perburuan dimulai. Kelinci-kelinci ini terbiasa melihat manusia mendekat sambil membawa makanan.
Jadi ketika mereka melihat ke arah Napoleon dan rombongannya, mereka mengira rombongan itu sedang mengantarkan makanan. Jadi mengapa mereka tidak berlari ke arahnya untuk mendapatkan camilan paling lezat?
Konon setelah peristiwa memalukan ini, Berthier meninggal secara misterius pada malam Pertempuran Waterloo. Pertanyaannya adalah apakah dia terjatuh, melompat atau didorong keluar dari jendela lantai atas untuk menemui ajalnya?
Napoleon Bonaparte meninggal dunia di pengasingan pada tahun 1821. Diduga, ia tidak pernah memelihara kelinci peliharaan.
Source | : | owlcation.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR