“Ritual pemenggalan kepala Ngulu kemudian dilakukan pada kambing dan beralih ke tarian pedang tradisional Afrika yang dikenal sebagai Likbet. Pedang menjadi lebih bersifat seremonial dan tidak lagi digunakan untuk eksekusi,” kata Juliana.
Karakteristik Pedang Ngombe Ngulu
Pedang Ngombe Ngulu memiliki elemen-elemen yang tidak biasa pada bilahnya. Padahal, mungkin keberadaannya tidak begitu berguna saat di medan tempur.
Meskipun demikian, Juliana menjelaskan, “Ngombe Ngulu sangat efektif dalam upacara dan eksekusi.”
Bilah Ngombe Ngulu sering kali terbuat dari besi, tetapi ada beberapa kasus dimana bilah baja juga diproduksi, terutama setelah Imperialisme Eropa. Bilah Ngulu agak lurus pada bagian depan dan berakhir dengan bentuk seperti bulan sabit di ujung bilah.
Salah satu karakteristik pisau yang lebih menarik dari Ngombe Ngulu adalah cabang-cabang pisau. Biasanya ada antara dua dan empat, tetapi alasan penempatannya tidak diketahui.
“Mungkin karena alasan estetika saja karena tidak diasah atau sebagai gagang untuk pegangan yang lebih kuat,” jelas Juliana.
Logam sangatlah berharga di seluruh wilayah di mana Ngombe Ngulu digunakan. Pedang seperti Ngulu sangat dicari dalam jaringan perdagangan dan akan dijual dengan harga yang tinggi.
Pedang ini dapat diberikan sebagai hadiah yang mengikat kelompok-kelompok suku atau sebagai mas kawin pernikahan.
Selain itu, pedang ini juga digunakan oleh kelompok-kelompok agama tradisional Afrika yang tidak terpengaruh oleh agama Kristen atau Islam sebelum abad ke-20.
Seperti sebagian besar pedang tradisional Afrika, Ngombe Ngulu tidak memiliki pelindung. Hal ini mungkin karena pedang ini digunakan dengan perisai besar.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR