Nationalgeographic.co.id—Istilah "orang Gipsi" berasal dari bahasa Inggris yang mengacu kepada kelompok etnis Romani. Istilah ini cenderung merendahkan secara rasial kepada kelompok etnis yang suka berpindah-pindah di sekitaran Inggris dan Wales.
Diskriminasi ini bukan hanya karena etnis Romani yang budayanya nomaden, melainkan juga karena perbedaan ras.Karena rasnya yang berbeda seperti orang Timur Tengah, Eropa Timur, atau Asia Tengah, orang Eropa Barat meyebut mereka sebagai orang Mesir atau 'Mesir kecil'.
Istilah ini seperti kawasan di semenanjung Peloponnese, Yunani selatan. Kenyataannya, seiring berkembangnya penelitian genetika dan tata bahasa pada abad ke-18, etnis Romani bukan dari Mesir dan Yunani.
Etnis Romani justru berasal dari barat laut India yang bermigrasi melalui Persia pada antara abad keenam dan abad ke-12 menuju negara-negara Balkan. Pergerakan migrasi mereka pun sampai ke Eropa barat sejak abad kelima belas, dan terus meluas ke seluruh dunia seiring dengan munculnya kolonialisme Eropa.
Dari India ke Eropa
Alasan mengapa etnis Romani yang berasal dari India barat laut ini harus bermigrasi meninggalkan tanah kelahirannya belum jelas dalam sejarah. Beberapa teori mengatakan, kondisi politik Asia Tengah, Asia Selatan, dan Persia, menyebabkan cerita sejarah etnis Romani menjadi pengungsi dan bermigrasi.
Dalam catatan sejarah, India barat laut merupakan kawasan yang tidak stabil. Ada banyak penguasaan antara sesama dinasti dan kerajaan India sendiri, serangan bangsa Mongol, dan penaklukkan dari Persia.
Misalnya saja, pada awal abad ke-11, Kekaisaran Ghaznawiyah menguasai utara dan barat laut sub-benua India dari Dinasti Hindu Shahi. Kekaisaran dari Persia tersebut jatuh pada 1037 dan digantikan dengan Kekaisaran Seljuk dan Kekaisaran Ghuriyah. Kekaisaran Ghuriyah pun menguasai bagian utara sub-benua India hingga Teluk Bengala.
Perebutan kekuasaan yang terus berlangsung menyebabkan banyak penduduk harus berpindah. Terlebih, dengan adanya kekuasaan baru yang datang dari Persia dan Turki, akses migrasi ke barat pun semakin memudahkan penduduk bermigrasi. Mungkin, pada masa awal migrasi, mereka adalah pengungsi yang terusir dari kampung halamannya.
Namun, teori ini belum begitu jelas untuk disepakati para ahli sejarah tentang etnis Romani. Yang jelas, kejatuhan Konstantinopel pada 1453 oleh Kekaisaran Ottoman merupakan tonggak sejarah penting bagi komunitas Romani bertempat di Balkan Eropa.
Sejak abad ke-16, Kekaisaran Ottoman telah meluas sampai ke Mesir. Ditambah dengan keberadaan orang non-kulit putih di Eropa pada abad pertengahan, menyebabkan orang Romani dipandang sebagai 'orang Mesir'.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR