Nationalgeographic.co.id—Kisah tragis seorang remaja Mesir kuno tersingkap lewat kondisi muminya. Mumi remaja Mesir kuno ini ditenukan dengan kondisi janin terselip di antara kedua kakinya dan satu lagi yang bersarang di dalam rongga dadanya.
Ini merupakan mumi dengan kondisi yang langka, bahkan yang pertama diketahui dari jenisnya. Kondisi mumi remaja Mesir kuno ini menunjukkan bahwa sang ibu meninggal saat sedang mengandung bayi kembar.
Sisa-sisa kuno janin yang belum lahir itu ditemukan pada mumi tanpa kepala seorang remaja perempuan Mesir. Menurut sebuah studi baru, hal itu menunjukkan dia meninggal saat melahirkan anak kembar.
Ketika para arkeolog menggali dan membuka bungkus mumi tersebut pada tahun 1908, mereka menemukan tubuh janin yang dibalut dan sisa-sisa plasenta terjepit di antara kaki gadis tersebut. Catatan lapangan dari waktu tersebut mengungkapkan bahwa para peneliti menyimpulkan bahwa janin tersebut terkait dengan mumi itu–seorang gadis berusia antara 14 dan 17 tahun yang tinggal di Mesir kuno antara Dinasti Akhir (dari sekitar 712 hingga 332 SM) dan periode Koptik (antara M). 395 dan 642).
Para peneliti mengiris perut ibu muda tersebut. Mereka menemukan tengkorak janin tersangkut di jalan lahir, menandakan gadis tersebut meninggal karena komplikasi saat melahirkan.
Namun baru satu abad kemudian para peneliti menemukan janin kedua, kali ini secara misterius bersarang di dada gadis tersebut.
“Ini adalah mumi pertama dari jenisnya yang ditemukan,” kata penulis utama studi Francine Margolis, seorang arkeolog independen yang berbasis di AS.
Meskipun ada banyak penguburan wanita yang meninggal saat melahirkan dalam catatan arkeologi, “belum pernah ada satu pun yang ditemukan di Mesir,” kata Margolis.
Pada tahun 2021, para peneliti mengumumkan penemuan mumi Mesir yang sedang hamil. Namun para ahli lain menentang hasil tersebut dan menyimpulkan bahwa wanita tersebut tidak hamil ketika dia meninggal dalam sebuah penelitian pada tahun 2022.
Margolis pertama kali mempelajari mumi yang digali pada tahun 1908 itu saat menulis tesis masternya di bidang antropologi di George Washington University (GWU) di Washington, D.C. tentang morfologi panggul wanita itu pada tahun 2019.
“Saya melakukan CT scan padanya untuk mendapatkan ukuran panggulnya,” ujar Margolis. "Saat itulah kami menemukan janin kedua."
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR