Nationalgeographic.co.id – Ephialtes dari Trachis dikenal sebagai salah satu pengkhianat terkenal dalam sejarah Yunani kuno. Namanya berarti 'mimpi buruk' dalam bahasa Yunani.
Ephialtes memainkan peranan penting dalam Pertempuran Thermopylae pada tahun 480 SM di sejarah Yunani kuno.
Dia memimpin pasukan Persia, di bawah Raja Xerxes I, melalui celah gunung yang disebut Anopaea melewati pertahanan Yunani.
Pengkhianatan ini berawal dari pasukan kecil Yunani yang dipimpin Spartan, di bawah komando Raja Sparta Leonidas, menduduki dan membentengi celah di Thermopylae.
Pasukan Persia, yang terpaksa menyerang langsung dari garis depan yang sempit, tidak dapat menggunakan keunggulan mereka dalam jumlah dan kavaleri.
Mereka berulang kali dikalahkan oleh pasukan Yunani yang bersenjata lebih berat dan lapis baja, terutama pasukan elite Sparta yang sangat terlatih. Selama tiga hari, pasukan Persia melancarkan serangan yang sia-sia, tetapi tidak mampu membuat pasukan Yunani bergeming.
Persia terjebak. Kemudian Ephialtes memberi tahu Xerxes bahwa dia mengetahui jalur melalui pegunungan yang melewati Thermopylae, dan muncul kembali untuk bergabung dengan jalan di belakang posisi Yunani.
Pengkhianatan Bersejarah yang Mengejutkan Dunia
Setelah posisinya dikhianati oleh Ephialtes, Leonidas mengirim orang Yunani lainnya untuk menyelamatkan diri.
Sebagai imbalan atas janji imbalan yang besar, Ephialtes menunjukkan jalannya kepada Persia. Karena diperingatkan bahwa ia akan dikepung, Leonidas menyuruh pasukan Yunani lainnya pergi.
Dia tetap tinggal bersama sisa-sisa kontingen Sparta beranggotakan 300 orang, yang bertempur sampai mati sampai mereka musnah. Ephialtes dicerca, dan namanya kemudian berarti “mimpi buruk” dalam bahasa Yunani. Dia tidak pernah mengumpulkan upahnya.
Persia dikalahkan di Salamis pada akhir tahun itu, di Platea pada tahun berikutnya, dan invasi mereka ke Yunani gagal.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR