Jadi bagaimana mereka bisa bertahan di udara begitu lama?
Bagaimanapun, aktivitas fisik membutuhkan energi. Dan uniknya, burung layang-layang telah beradaptasi untuk menggunakan energi yang relatif sedikit selama penerbangan panjang mereka.
“Burung layang-layang telah berevolusi menjadi penerbang yang sangat efisien, dengan bentuk tubuh ramping dan sayap panjang dan sempit, menghasilkan gaya angkat dengan biaya rendah,” kata Hedenström kepada Nature.
Hal ini membantu burung layang-layang untuk menggunakan lebih sedikit energi. Dan untuk tambahan energi, mereka juga bisa mendapatkannya dari serangga yang juga ada di udara.
Selain makanan ringan dalam penerbangan, kita sebagai manusia mungkin juga tidur siang untuk mengisi ulang tenaga saat terbang. Namun apakah burung walet juga melakukan hal yang sama masih belum terjawab.
“Mereka mungkin bertindak seperti burung fregat dan tidur sambil meluncur,” kata Hedenström dalam rilis pernyataan Lund University.
“Setiap hari, saat senja dan fajar, burung layang-layang naik hingga ketinggian sekitar dua–tiga kilometer. Mungkin mereka tidur saat peluncuran menurun, tetapi kami tidak yakin.”
Yang bisa para peneliti yakini adalah bahwa terbang tanpa henti selama 10 bulan bukanlah hal yang mudah. Jadi kemampuan burung layang-layang ini termasuk luar biasa.
Makalah studi mengenai kemampuan terbang burung yang sangat lama telah terbit di jurnal Current Biology.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR