Nationalgeographic.co.id—Sejarah mencatat bahwa Daulah Abbasiyah, kekhalifahan Islam ketiga yang berkuasa selama lima abad, merupakan era kejayaan peradaban Islam.
Namun, di balik kejayaannya, terdapat kisah panjang tentang kemuakan rakyat terhadap pemerintahan Bani Umayyah, yang memicu Revolusi Abbasiyah.
Artikel ini akan mengupas tuntas latar belakang berdirinya Daulah Abbasiyah.
Ulasan akan dimulai dari krisis yang melanda Bani Umayyah, kebangkitan Gerakan Abbasiyah, hingga peran sentral Abu Muslim Al Khurasani dalam Revolusi Abbasiyah.
Mari selami kisah menarik tentang bagaimana kemuakan rakyat terhadap sistem yang tidak adil dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam melahirkan era baru dalam sejarah Islam, yaitu Daulah Abbasiyah.
Krisis Bani Umayyah dan Kebangkitan Ketidakpuasan
Sejak awal berdirinya pada tahun 661, Bani Umayyah diwarnai dengan berbagai masalah yang memicu ketidakpuasan rakyat.
Kelompok Syiah, yang meyakini hak kepemimpinan harus dipegang oleh keturunan Ali bin Abi Thalib, menentang kekuasaan Bani Umayyah yang diwariskan secara turun-temurun.
Ketidakpuasan juga datang dari kelompok Khawarij, yang memperjuangkan kesetaraan politik bagi semua Muslim, tidak hanya keturunan tertentu.
Selain itu, Bani Umayyah dituduh korup, sekuler, dan memihak kelompok Arab, mengabaikan hak-hak Mawalli (non-Arab Muslim) yang dikenakan pajak lebih tinggi.
Puncaknya, perang saudara antar Bani Umayyah semakin memperburuk keadaan, memperkuat anggapan bahwa mereka tidak layak memimpin umat Islam.
Baca Juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Umayyah, Dimulai dari Wafatnya Ali
KOMENTAR