Ahli akupunktur biasanya memasukkan lima hingga 20 jarum kecil ke titik-titik strategis di kulit pasiennya. Dengan melakukan hal ini, mereka mengobati segala hal mulai dari migrain hingga mual, nyeri otot, gangguan pernapasan, dan kram menstruasi.
Beberapa penelitian juga menunjukkan akupunktur dapat melepaskan endorfin, hormon perasaan senang.
Pijat di Thailand
Kawasan wisata di Thailand dipenuhi dengan panti pijat sehingga orang asing mungkin menganggap terapi fisik ini hanya sebagai usaha mencari uang. Faktanya, pijat Nuad Thai adalah pilar budaya bangsa yang berusia 2.500 tahun. Pijat Nuat Thai dipraktikkan di banyak rumah dan dengan bangga dipandang sebagai perpaduan seni dan sains.
Pemijat Nuad Thai menggunakan tangan, kaki, lutut, dan siku mereka untuk dengan terampil meremas, menekuk, dan meregangkan pasien. Tujuannya adalah untuk mengatasi kondisi kesehatan dengan membuka blokir 72.000 sen atau jalur energi tubuh. Dalam kepercayaan Buddha Thailand, membersihkan rute-rute ini mengembalikan keselarasan antara elemen internal seseorang yaitu air, udara, api, dan tanah.
Yoga di India
Banyak orang mempraktikkan yoga dengan beragam alasan, mulai dari mengejar pencerahan, pemulihan fisik, perbaikan emosi, atau tujuan pribadi lainnya. Masing-masing terpikat oleh janji yoga berusia 5.000 tahun.
Didirikan di India utara, yoga bersifat fisik, spiritual, dan filosofis. Praktisi melakukan serangkaian pose tubuh, mulai dari yang sederhana hingga yang menantang. Mereka mungkin secara bersamaan bermeditasi, melantunkan mantra, atau melatih pengendalian napas, dalam upaya mencapai ketenangan mental.
UNESCO menyebut yoga dipraktikkan di India “oleh tua dan muda tanpa membeda-bedakan gender, kelas, atau agama.
Sementara itu, wisatawan yang berkunjung ke India dapat mempelajari kebiasaan ini sedalam yang mereka inginkan. “Mulai dari kelas tunggal di resor bintang lima hingga retret mendalam di Himalayan Iyengar Yoga Center di Dharamkot,” ungkap O’Connell.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR