Pengeboman biasanya dilakukan pada malam hari karena pesawat pengebom rentan terhadap serangan pesawat tempur RAF dan lebih rentan terhadap tembakan antipesawat pada siang hari.
Ada beberapa serangan pada siang hari, terutama saat awan menutupi langit. Konsekuensi dari fokus pada serangan malam hari adalah bahwa pengeboman menjadi sangat tidak akurat.
Luftwaffe menjatuhkan bom peledak untuk menghancurkan bangunan dan kemudian bom pembakar untuk memulai kebakaran yang dapat menyebar ke bangunan di sekitarnya.
Bom pembakar sangat ringan sehingga sering melayang dengan buruk dan mengenai sasaran yang tidak diinginkan.
Peter Stahl, salah seorang awak pesawat pengebom Junkers Ju 88, menuliskan pengalamannya mengebom London dalam buku hariannya:
"Pasti mengerikan di sana. Kita bisa melihat banyak kebakaran yang disebabkan oleh serangan bom sebelumnya."
"Efek dari serangan kita sendiri adalah awan asap dan debu yang sangat besar yang membubung ke langit seperti jalur yang bergerak lebar."
(Belanda, 731)
Nasib Warga London
Karena takut akan banyaknya korban jiwa selama perang udara, baik dari pengeboman konvensional maupun penggunaan gas beracun, pemerintah telah sangat menganjurkan evakuasi anak-anak di Inggris pada masa perang untuk mengurangi korban jiwa.
Baca Juga: Kisah Spionase Penari Perut Mesir dalam Sejarah Perang Dunia II
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR