Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda membayangkan puisi dan olahraga bertemu dalam satu panggung yang megah? Bagaimana jika ternyata puisi pernah menjadi bagian dari Olimpiade modern?
Menjadi bagian dalam sejarah dunia yang mungkin terlupakan, puisi tidak hanya menjadi seni yang dinikmati di atas kertas, tetapi juga bersaing untuk meraih medali di arena Olimpiade.
Artikel ini akan membawa Anda menelusuri jejak sejarah yang menarik ini, dari akar budaya Yunani kuno hingga periode ketika puisi menjadi bagian dari kompetisi Olimpiade, serta alasan di balik hilangnya lomba puisi dari panggung tersebut.
Kembali ke Masa Lalu: Puisi dan Atletik di Yunani Kuno
Di Yunani kuno, puisi memiliki tempat yang sangat penting dalam budaya masyarakat. Puisi bukan hanya sekadar kata-kata indah; ia adalah bagian integral dari perayaan, ritual, dan kompetisi.
Kontes atletik dan seni seringkali diselenggarakan bersamaan, menciptakan suasana di mana kekuatan fisik dan keindahan kata-kata saling melengkapi.
"Pada Olimpiade kuno di Yunani, para atlet bukanlah satu-satunya bintang pertunjukan. Tontonan ini juga menarik perhatian para penyair, yang membacakan karya-karya mereka di hadapan para penonton yang bersemangat," kata Ellen Wexler.
Dia menulis dalam artikel sejarahnya bertajuk "Poetry Was an Official Olympic Event for Nearly 40 Years. What Happened?"
Pierre de Coubertin, pendiri Olimpiade modern, terinspirasi oleh tradisi ini. Ia percaya bahwa “otot dan pikiran” harus bersatu kembali, dan bahwa “kemanusiaan telah kehilangan semua rasa eurythmy,” sebuah istilah yang menggambarkan harmoni antara seni dan atletik.
Visi Coubertin untuk Olimpiade modern adalah untuk mengembalikan hubungan yang telah lama terputus antara olahraga dan seni. Ia ingin menciptakan sebuah kompetisi yang tidak hanya menguji kekuatan fisik, tetapi juga merayakan keindahan dan kreativitas.
Dengan demikian, tradisi Yunani kuno menjadi landasan bagi ide-ide yang akan membentuk Olimpiade di masa depan.
Baca Juga: Angkat Besi: Dari Palestina Hingga Jadi Cabang Olahraga Olimpiade
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR