Nationalgeographic.co.id—Generasi muda mungkin tidak tahu bahwa kenaikan takhta Ratu Elizabeth II bergantung pada keselamatannya selama kunjungan ke Kenya. Dan ada peran ketiak alias ketek dalam keselamatan tersebut.
Elizabeth II sebagai calon ratu dan suaminya, mendiang Pangeran Philip, mengunjungi Kenya pada bulan Februari 1952 sebagai bagian dari tur ke sejumlah negara persemakmuran. Kunjungan itu dia lakukan karena ayahnya, Raja George VI, sakit dan tidak dapat melakukan perjalanan.
Di Kenya, pasangan muda itu menginap di Royal Lodge, yang sekarang menjadi Sagana State Lodge. Pada suatu malam, pasangan itu dijadwalkan untuk mengunjungi Treetops yang terkenal, sebuah hotel yang awalnya merupakan tempat untuk melihat binatang buruan yang digantung di sekitar pohon ara.
Tempat itu dibangun oleh ayah David Sheldrick. Di antara tamu pertamanya adalah Mayor Sherbroke-Walker dan istrinya Bettie yang telah membangun Outspan Hotel di Nyeri, Kenya.
Para pemilik hotel tersebut menganggap Treetops ideal untuk dijadikan area tambahan Outspan. Kunjungan pasangan kerajaan tersebut membuat Treetops jadi terkenal secara global.
Namun, mengamankan anggota keluarga kerajaan bukanlah tugas yang mudah. Tempat minum itu sering dikunjungi oleh gajah.
Gajah terluka dan marah dapat dengan mudah menginjak-injak keluarga kerajaan itu dalam perjalanan mereka ke kediaman tersebut.
Mervyn Cowie, bapak taman nasional Kenya dan John Hayward, sipir di Aberdares saat itu, ditugaskan untuk "mengatur" gajah agar pasangan itu dapat melewati tempat itu dengan aman.
Cowie menyusun rencana. Sambil mengambil kerikil, ia menggosoknya dengan kuat di bawah ketiaknya dan melemparkannya ke arah angin melewati gajah yang marah itu.
Suara kerikil saat jatuh di atas daun kering dan bau ketek manusia membuat gajah itu dalam mode menyerang dan berlari ke arah "penyusup" tersebut.
Baca Juga: Pencabut Bulu Ketiak dan Pekerjaan Aneh Lainnya di Zaman Romawi Kuno
Mendesak Pengesahan RUU Masyarakat Adat yang Menjadi Benteng Terakhir Upaya Konservasi
Source | : | The Standard |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR