Nationalgeographic.co.id—Keju tertua di dunia ditemukan dalam bentuk kalung yang dikenakan pada mumi yang berasal dari Cekungan Tarim di Tiongkok. Orang-orang kuno ini dimakamkan dengan gumpalan kecil susu fermentasi, yang dikalungkan di leher mereka. Apa fungsi kalung keju itu?
Pengawetan luar biasa dari benda makam yang unik
Gumpalan-gumpalan unik ditemukan dalam bentuk kalung di leher mumi. Gumpalan itu dianggap sebagai keju tertua yang diawetkan di dunia. Keju tersebut tidak hanya diawetkan dengan sangat baik, tetapi penelitian baru mengungkap rahasianya. Temuan tersebut menawarkan wawasan tentang budaya manusia kuno dan penyebaran praktik produksi susu di seluruh Asia.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Cell memberikan analisis genetik terbaru dari potongan keju ini.
Informasi tersebut terutama muncul dari penguburan seorang wanita muda. Pengawetan wanita itu dimungkinkan oleh iklim gurun yang kering dan peti matinya yang tertutup rapat. Ketika para arkeolog menggali kuburannya pada tahun 2003, mereka menemukan jasadnya. Ia masih mengenakan topi dari kain flanel, mantel wol berumbai, dan sepatu bot kulit berlapis bulu. Dan yang tidak biasa, peneliti menemukan potongan-potongan keju yang disusun seperti kalung di lehernya.
Sejarah pembuatan keju
Keju ini sekarang dianggap sebagai yang tertua di dunia, menurut Qiaomei Fu, seorang ahli paleogenetik di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok. Dr. Fu memimpin penelitian yang menganalisis materi genetik dari keju dan mikroba di dalamnya. “Penelitiannya memberikan wawasan baru tentang teknik pembuatan keju kuno,” tulis Sahir Pandey di laman Ancient Origins.
“Keju yang ditemukan adalah sampel keju tertua yang pernah ditemukan di dunia. Makanan seperti keju sangat sulit diawetkan selama ribuan tahun. Temuan ini merupakan hal yang langka dan berharga. Mempelajari keju kuno secara mendetail dapat membantu kita lebih memahami pola makan dan budaya nenek moyang kita,” jelas Dr. Fu.
Baca Juga: Mumi Mesir Kuno Ternyata Penuh dengan Malaria, Cacing, dan Kutu
Meskipun jejak susu yang lebih tua telah ditemukan, seperti residu pada tembikar, gumpalan ini unik. Pasalnya, gumpalan ini ditemukan dalam bentuk potongan padat seperti dadih yang dapat dipegang secara fisik.
Hubungan manusia dengan keju telah berlangsung selama ribuan tahun. Para ilmuwan sebelumnya telah mengidentifikasi residu lemak dari sekitar 7.000 tahun yang lalu pada tembikar. Tembikar tersebut kemungkinan berisi keju. Dokumentasi tentang keju juga ditemukan pada teks Sumeria berusia 4.000 tahun merujuk pada produk susu tersebut. Namun, sampel Cekungan Tarim merupakan contoh keju asli tertua yang dikonfirmasi.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR