Nationalgeographic.co.id—Paleis Buitenzorg atau Istana Bogor kini telah menyimpan perjalanan panjang. Suatu bangunan megah di Kota Bogor yang mengintepretasi keagungan sejarah hegemoni kolonial.
Paleis Buitenzorg menjadi tempat dan singgasana dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Pada permulaannya, Gubernur Jenderal Hindia Belanda kala itu, Baron van Imhoff berupaya untuk menemukan lokasi yang jauh dari sengat panas Batavia.
Gubernur Jenderal Van Imhoff dengan keyakinan penuh memilih lokasi yang dianggapnya strategis seiring dengan tibanya Belanda pertama kali, saat membuka daerah perkebunan di Buitenzorg (Bogor) dan sekitarnya.
Tibalah ia di sebuah desa bernama Kampong Baroe yang dipandang jauh dari sengatan panas dan penyakit-penyakit yang mewabah di Batavia. Di sinilah, van Imhoff memerintahkan untuk dibangun istana yang megah nun nyaman.
Proyeksi pembangunannya dimulai pada 10 Agustus 1744, namun pembangunannya tidak selesai pada akhir masa jabatannya pada tahun 1750, dan dengan demikian dilanjutkan oleh penggantinya Jacob Mossel.
Jacob Mossel menyempurnakan pembangunannya dan dibuatnya bertingkat setelah beberapa bagian rusak saat penyerbuan Banten. Paleis Buitenzorg nun indah dikelilingi taman yang luas, kolam dengan air jernih dan berkeliaran rusa di dalamnya yang menyejukkan mata.
Namun, musibah besar terjadi menerjang Batavia dan Buitenzorg pada tahun 1834. Bencana gempa bumi yang dahsyat mengguncangkan bumi, membuat tanah-tanah di Buitenzord berguncang tak keruan.
Diperkirakan pada tahun 1834, gempa bumi besar yang menerjang Buitenzorg dipicu oleh letusan gunung berapi Gunung Salak, merusak istana lama Buitenzorg dengan parah.
Gempa tersebut terjadi pada pagi hari tanggal 11 Oktober 1834. Menurut sejarawan, gempa ini ditetapkan pada skala VIII (Parah) hingga IX (Hebat) Skala intensitas Mercalli, yang paling parah menerjang Batavia dan sekitarnya, termasuk Buitenzorg.
Gempa itu didahului oleh serangkaian gempa ringan pada malam hari 10 Oktober 1834, sebelum gempa utama yang terbesar datang. Gempa ini diduga terjadi akibat dari pergeseran Sesar Baribis.
Getaran hebatnya diakibatkan karena kedalaman sumber gempa sangat dangkal 12 km yang berpusat di 11 km dari Kota Buitenzorg. Getaran gempa dirasakan begitu kuat, di seluruh Priangan, Banten, hingga Batavia.
ObeliskBaca Juga: Riwayat Obelisk Termegah di Permakaman Kebun Raya Bogor
Source | : | Jurnal Panalungtik |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR