Pendudukan Tiongkok di Istana Potala
Pada tahun 1959, Pemberontakan Tibet terjadi terhadap pemerintah Tiongkok. Pemberontakan/ tersebut tidak berhasil. Dampaknya adalah Dalai Lama ke-14, Tenzin Gyatso, melarikan diri ke India.
Dengan demikian, Istana Potala tidak lagi menjadi kediaman Dalai Lama. Selama tahun 1960-an dan 70-an, banyak bangunan keagamaan Tibet menjadi korban Garda Merah yang fanatik selama Revolusi Kebudayaan. Meskipun demikian, Istana Potala selamat dari ikonoklasme ini karena dilindungi oleh pasukan Perdana Menteri Zhou Enlai sendiri.
Istana Potala kemudian diubah oleh pemerintah Tiongkok menjadi museum negara. Kini, Istana Potala tetap menjadi situs ziarah penting serta Situs Warisan Dunia UNESCO.
Konstruksi yang luar biasa
Salah satu hal yang menarik dari Istana Potala adalah arsitekturnya, yang merupakan mahakarya tersendiri. Seluruh bangunannya dibangun dari kayu dan batu, dan berisi lebih dari 1.000 ruangan, yang meliputi kapel, aula, dan kamar.
Istana ini juga menyimpan banyak karya seni yang akan membuat pengunjung terpesona. Karya-karya tersebut meliputi patung Buddha, barang antik, serta mural. Mural menghiasi dinding Istana Potala dan menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Tibet. Mural tersebut juga menceritakan kisah-kisah dari kehidupan Dalai Lama sebelumnya.
Terakhir, sifat sakral Istana Potala semakin diperkuat oleh fakta bahwa istana ini merupakan tempat pemakaman Dalai Lama sebelumnya. Makam delapan Dalai Lama sebelumnya terletak di Istana Merah dan fakta ini sendiri merupakan keajaiban.
Tubuh mumi Dalai Lama Kelima, misalnya, disemayamkan dalam sebuah stupa (struktur berbentuk kubah) di bagian barat Istana Merah. Stupa ini setinggi 5 lantai, dilapisi dengan 4 ton emas. Stupa itu bertatahkan sejumlah besar batu semi mulia.
Melestarikan masa lalu
Tiongkok berencana untuk melestarikan dokumen dan teks kuno yang tersimpan di situs ikonik ini. Proyek 10 tahun tersebut akan mencakup pelestarian digital serta pendaftaran lebih dari 2.800 volume teks.
China Daily melaporkan bahwa terdapat dokumen Han, Tibet, Man, Mongolia, dan Sansekerta yang mencakup 20 bidang subjek. Semuanya tersimpan dalam lebih dari 40.000 buku di kapel stupa makam dan patung Buddha, aula pertemuan, dan beberapa perpustakaan lainnya.
Dokumen dan literatur berharga ini mencakup hampir semua bentuk dokumen dan literatur Tibet kuno. Isinya mencakup tiga koleksi ajaran Buddha Sakyamuni, 10 ilmu pengetahuan Tibet, biografi, pengobatan, sejarah, opera, catatan sejarah, dan bibliografi.
Istana Potala masih dibuka untuk turis hingga kini. Bila Anda berkunjung ke Tibet, jangan lewatkan istana yang jadi bukti cinta sang Raja Tibet pada permaisurinya.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR