Nationalgeographic.co.id—Lipstik merah telah lama dikaitkan dengan kecantikan, kekuasaan, dan pemberontakan. Awalnya digunakan oleh pelacur di Yunani kuno hingga jadi simbol kemewahan di Hollywood.
Status lipstik merah sebagai lambang kecantikan dan kekuasaan pun sering dianggap tak lekang oleh waktu. Bahkan kini, lipstik merah terus menjadi pernyataan kepercayaan diri dan kemewahan.
Hanya saja, saat ini lipstik merah memiliki makna yang beragam. Bagi sebagian orang, lipstik merah mewakili feminitas klasik dan kecanggihan. Bagi yang lain, lipstik merah merupakan penegasan berani tentang individualitas dan pembangkangan.
Ya, daya tarik lipstik merah tidak hanya terletak pada warnanya. Namun juga pada berbagai interpretasi dan emosi yang ditimbulkannya.
Asal-usul lipstik merah
Pewarna bibir merah sudah ada sejak 3500 SM. Ratu Puabi (Shubad) dari Mesopotamia kuno menggunakan campuran timbal putih dan batu merah yang dihancurkan untuk mewarnai bibirnya. Penggunaan pewarna itu melambangkan status kekuasaan sang ratu.
Tren ini terus berlanjut. Penggalian arkeologis mengungkapkan bahwa banyak orang Sumeria yang kaya dikuburkan dengan pewarna bibir yang disimpan dalam cangkang kerang. Sementara bangsawan Mesir kuno menyukai oker merah yang dicampur dengan resin untuk membuat bibir merah yang berani.
Seorang Ratu Cleopatra disebut-sebut lebih menyukai carmine (merah serah), pigmen merah tua yang diekstrak dari serangga cochineal. Di Yunani kuno, bibir merah dikaitkan dengan pekerja seks yang menghadapi hukuman. Hukuman itu diberikan karena tampil di depan umum tanpa pewarna bibir.
Pada masa Kekaisaran Romawi, pewarna bibir kembali menjadi hal yang umum. Warna-warna cerah menunjukkan status yang lebih tinggi. Sarah E. Schaffer menulis tentang lipstik di bukunya: Reading our Lips: The History of Lipstick Regulation in Western Seats of Power.
Menurutnya, bahan-bahan mahal seperti vermilion mengandung merkuri. Bahan itu adalah racun yang berpotensi mematikan. Endapan anggur merah juga digunakan untuk mewarnai bibir di era Kekaisaran Romawi.
Di Inggris, lipstik merah dianggap memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat. Ratu Elizabeth I terkenal menghiasi bibirnya dengan warna merah tua yang terbuat dari cochineal, gom arab, putih telur, dan susu ara. Ia pun memulai tren dan lipstik merah melonjak popularitasnya selama masa pemerintahannya (1558-1603).
Baca Juga: Lipstik di Zaman Kuno, 'Ciuman Kematian' yang Mempercantik Wanita
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR