Setelah menerbitkan buku tentang perjalanan dan tragedinya pada perjalanan di Amazon, ia berlayar menuju Hindia Belanda pada 1854. Di negeri kepulauan itu Wallace meneliti dan menghimpun pusparagam kehidupan selama delapan tahun. Temuannya, ia menjumpai perbedaan mencolok antara pusparagam kehidupan di Amazon dan kepulauan kita.
Selama di Amazon, ia mengamati banyak spesies serangga, burung, dan hewan lainnya yang unik dan beragam. Pengamatan ini membantu dalam mengembangkan gagasan awalnya tentang seleksi alam dan biogeografi. Namun, di kepulauan kita, ia justru menemukan pola distribusi spesies yang lebih jelas dan mencolok.
Ia mencatat adanya kawasan yang membagi fauna Asia dan Australasia dalam ilustrasi peta A Paper of the Physical Geography of the Malay Archipelago, yang diterbitkan oleh Royal Geographic Society pada 1863.
Pada peta itu terdapat garis yang membagi kepulauan kita menjadi dua bagian: Indo-Malayan Region dan Austro-Malayan Region. Kelak, Thomas Henry Huxley (1825-1895) merupakan peneliti pertama yang menjuluki temuan Wallace itu sebagai "Wallace Line" atau Garis Wallace, yang kita kenal sampai hari ini.
Temuan di kepulauan Nusantara itu memperkuat teorinya tentang evolusi dan distribusi spesies. Wallace menyaksikan bagaimana spesies di kedua sisi garis tersebut sangat berbeda meskipun jaraknya relatif dekat. Pada 1869, terbit adikaryanya di New York yang berjudul The Malay Archipelago: The land of the orang-utan, and the bird of paradise. A narrative of travel, with sketches of man and nature.
Perintis kajian pusparagam kehidupan Amazon dan Nusantara
Hutan Amazon dan hutan kepulauan Nusantara dipertautkan oleh Alfred Russel Wallace. Boleh dikata, ia termasuk peneliti perintis dalam subjek biodiversitas di Amazon, juga di Nusantara. Pengalaman Wallace di kedua wilayah ini sangat penting dalam membentuk pemahamannya tentang bagaimana spesies berkembang dan menyebar di berbagai lingkungan.
Apabila Wallace kapok menjelajah setelah peristiwa kebakaran kapal atau badai Samudra Atlantik pada 1852, barangkali pemikiran tentang Garis Wallace tak pernah menjadi kajian penting.
Wallace menerbitkan buku autobiografinya berjudul My Life: A Record of Events and Opinion dalam dua volume pada 1905. Ia berkisah tentang pengalaman sepanjang perjalanan penjelajahan di Amazon dan kepulauan Nusantara, serta pandangan-pandangannya tentang berbagai isu sosial dan ilmiah.
"Pada saat-saat seperti itu saya merasakan kegembiraan yang diberikan setiap penemuan bentuk kehidupan baru kepada pencinta alam," tulis Wallace dalam buku tadi. "Hampir sama dengan kegembiraan yang saya rasakan setiap kali menangkap kupu-kupu baru di Amazon, atau terus-menerus menemukan spesies baru seperti burung, kumbang, dan kupu-kupu di Borneo, Maluku, dan Kepulauan Aru..."
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR