Nationalgeographic.co.id—Bahasa lokal suatu daerah ternyata memiliki hubungan erat dengan tanaman yang ada di wilayah tersebut. Hal itu ditemukan oleh peneliti dari University of Hawaii di Manoa, Amerika Serikat, A.L. Blake.
Blake melakukan penelitian seputar tanaman di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan hubungannya dengan bahasa berupa praktik tutur suku Abui di pulau tersebut.
Menurutnya, suku Abui adalah komunitas marginal etnolinguistik yang mengalami perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang saling terkait. Abui adalah bahasa keluarga Timor-Alor-Pantar (TAP).
“Bahasa Abui terancam punah karena pengetahuan ekologi tradisional masyarakat Abui juga tampak semakin berkurang,” terang Blake pada webinar yang diselenggarakan Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra (PR PBS) BRIN yang mengusung tema Documentation of Plant – Related language in Alor Island, pada November lalu.
Dalam presentasinya, Blake mengatakan bahwa penelitian untuk desertasinya ini dilakukan pada 2016-2020 di Pulau Alor NTT Indonesia, dan mendokumentasikannya. Hasil penelitiannya telah dikurasi oleh corpora di arsip bahasa yang terancam punah.
“Corpora tersebut digunakan sebagai data dalam penulisan disertasi sebagai karya deskripsi bahasa. Disertasi ini menjelaskan pengetahuan dasar tumbuhan dan praktik tutur terkait masyarakat Abui di Pulau Alor, Indonesia,” jelasnya, seperti dikutip dari laman BRIN.
Sebagai peneliti yang banyak mengkhususkan diri dalam bidang bahasa atau linguistik, Blake menjelaskan disertasinya ini meliputi identifikasi, penamaan, dan klasifikasi tumbuhan di masyarakat Abui. Selain itu, studinya juga mengeksplorasi, mengidentifikasi, dan menganalisis nama tumbuhan secara struktural, serta semantik melalui pengkodean nama tumbuhan dalam bahasa Abui.
“Ada kalanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lalu dapat diterjemahkan kembali dalam bahasa Inggris. Namun banyak juga yang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia, sehingga tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,” urainya.
Blake menerangkan, meskipun terdapat upaya dokumentasi linguistik yang penting dari rumpun bahasa ini, pengetahuan etnobotani komunitas penutur TAP masih sedikit dipelajari.
“Terlebih lagi, flora di Pulau Alor belum tersurvei secara menyeluruh," ujarnya. "Untuk menguatkan penelitian ini, saya banyak menggunakan video dalam mendokumentasikan berbagai tumbuhan yang disampaikan oleh masyarakat Abui, serta beberapa foto pendukung."
Baca Juga: Dominasi Bahasa Indonesia di Wilayah Perbatasan Indonesia-Timor Leste
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR