Sekarang, mereka menghadapi ancaman baru: deforestasi dan penebangan pohon. Serangan terbaru ini menyusul insiden lain pada 27 Juli ketika suku yang tidak memiliki kontak dengan manusia itu menyerang penebang menggunakan busur dan anak panah di wilayah yang diperebutkan.
Hanya beberapa minggu sebelum konflik, Survival merilis foto-foto yang menunjukkan bagaimana anggota suku terasing Mashco Piro tinggal "sangat dekat" dengan bagian-bagian hutan yang sedang diincar oleh perusahaan-perusahaan penebangan.
Karena dua serangan kini terjadi dalam hitungan minggu, ada seruan baru bagi pemerintah untuk mengambil tindakan sebelum tragedi lainnya terjadi.
"Pemerintah harus bertindak sekarang: harus membatalkan konsesi penebangan dan mengakui serta melindungi seluruh wilayah Mashco Piro," tegas Pearce. "Jika tidak, tragedi lebih lanjut tidak dapat dihindari."
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR