Nationalgeographic.co.id—Saat ini, kebanyakan orang yang tinggal di Eropa adalah orang-orang berkulit putih. Namun, siapa sangka pernah ada masa kebanyakan penghuni Eropa adalah orang berkulit gelap.
Dalam sebuah penelitian ilmiah, para peneliti berhasil mengungkap bahwa pada periode tertentu kebanyakan orang-orang di Eropa memiliki kulit yang gelap. Hal ini diungkap melalui analisis dari DNA kuno.
Orang-orang yang memiliki kulit, rambut, dan mata yang gelap awalnya berasal dari Afrika, sebelum berkembang menjadi warna yang lebih terang setelah mereka menyebar ke wilayah utara Eurasia yang lebih dingin.
Mengutip IFL Science, penulis studi Profesor Guido Barbujani mengatakan, "Kami tahu dari data sebelumnya bahwa kemunculan pertama orang berkulit terang terjadi sekitar 15.000 tahun lalu di wilayah Kaukasus."
Dia menjelaskan bahwa orang berkulit terang pertama adalah petani Anatolia yang menyebar ke seluruh Eropa selama periode Neolitikum dan menggantikan populasi pemburu-pengumpul yang ada.
Dengan menganalisis DNA dari 348 manusia purba yang tinggal di berbagai lokasi di seluruh Eurasia, para penulis studi melacak fluktuasi pigmentasi kulit, rambut, dan mata selama 45.000 tahun terakhir.
Mereka menulis bahwa pergeseran ke arah pigmentasi yang lebih terang ternyata bersifat linier dalam waktu dan tempat, dan lebih lambat dari yang diharapkan, dengan setengah dari individu menunjukkan warna kulit gelap atau sedang hingga zaman Tembaga dan Besi.
Barbujani menambahkan bahwa para peneliti sudah memiliki beberapa bukti bahwa orang berkulit gelap bertahan di Eropa lebih lama dari yang diperkirakan.
Misalnya, Manusia Cheddar yang terkenal, yang hidup di Inggris pada masa Mesolitikum sekitar 10.000 tahun yang lalu, diketahui berkulit gelap dan bermata biru.
Namun, yang tidak diketahui para peneliti adalah bahwa orang berkulit gelap tetap ada hingga Zaman Besi. Barbujani melanjutkan, "Zaman Besi berarti fondasi mistis Roma. Itu berarti Perang Troya."
Dalam analisis mereka, para peneliti menemukan ciri-ciri gelap hampir ada di mana-mana selama Paleolitik, yang berlangsung sekitar 45.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.
Baca Juga: Apa Itu Jalur Sutra dan Mengapa Itu Sangat Penting bagi Tiongkok?
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR