Nationalgeographic.co.id—Lapisan ozon, perisai rapuh yang melindungi bumi dari radiasi ultraviolet berbahaya, terus mengalami tekanan akibat aktivitas manusia. Salah satu ancaman utama adalah penggunaan klorofluorokarbon (CFC), senyawa kimia yang telah lama digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan rumah tangga.
Meskipun kesadaran akan dampak buruk CFC telah meningkat, banyak yang masih bertanya, "apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penggunaan CFC dalam kehidupan sehari-hari?" Pertanyaan ini bukan hanya sekadar retorika, melainkan panggilan mendesak untuk bertindak.
Dampak penipisan lapisan ozon sangat luas, mulai dari peningkatan risiko kanker kulit hingga gangguan ekosistem global. Setiap individu memiliki peran penting dalam mengurangi jejak CFC dan melindungi atmosfer.
Oleh karena itu, mari kita telusuri langkah-langkah praktis yang dapat diambil untuk mengurangi penggunaan CFC dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan, yang akan dijelaskan lebih lanjut di dalam isi lengkap dari artikel ini.
Apa itu CFC? Apa Bahayanya?
Klorofluorokarbon (CFC), seperti dilansir Global Monitoring Laboratory, adalah senyawa kimia yang aman, tidak beracun, dan tidak mudah terbakar. Senyawa ini tersusun dari atom karbon, klorin, dan fluorin, dan termasuk dalam kelompok halokarbon. CFC banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti semprotan aerosol, pengembang busa, bahan kemasan, pelarut, dan pendingin.
Pada tahun 1974, Profesor F. Sherwood Rowland dan Dr. Mario Molina dari Universitas California menemukan bahwa CFC, meskipun aman di atmosfer bawah, dapat merusak lapisan ozon di stratosfer. Radiasi UV di stratosfer memecah CFC dan melepaskan atom klorin.
Klorin ini bertindak sebagai katalis dalam penghancuran ozon, di mana satu atom klorin dapat menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Lapisan ozon sangat penting karena menyerap radiasi UV-B (280-320 nm) yang berbahaya, yang jika mencapai permukaan bumi dapat menyebabkan kerusakan biologis. Penipisan ozon menyebabkan peningkatan radiasi UV-B yang mencapai bumi.
Pengendalian dan Alternatif CFC
Mengingat dampak buruk CFC, pengendalian penggunaannya menjadi sangat penting. Upaya penggantian CFC meliputi daur ulang, penggunaan kembali CFC yang ada, dan beralih ke bahan pengganti. Beberapa aplikasi kini menggunakan cairan bebas halokarbon, air, atau asam sitrat encer. Industri mengembangkan hidrofluorokarbon (HCFC) dan hidrofluorokarbon (HFC) sebagai pengganti.
HCFC, seperti HCFC-22 (CHClF2) yang telah digunakan sejak 1975 dalam pendingin udara, memiliki masa hidup atmosfer lebih pendek (sekitar 13 tahun) karena kandungan hidrogennya. Namun, HCFC masih mengandung klorin dan tetap merusak ozon, sehingga produksi mereka ditargetkan untuk dihapuskan pada tahun 2030 sesuai Amandemen Kopenhagen.
Baca Juga: Dewa Yunani Kuno Aether Bertakhta di Lapisan Atmosfer Tertinggi
Cara Mengurangi Penggunaan CFC dalam Kehidupan Sehari-hari
Kita juga dapat berperan langsung dalam upaya mengendalikan penggunaan CFC dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Perawatan peralatan pendingin
Pastikan lemari es dan AC dirawat secara teratur oleh teknisi yang bersertifikat untuk mencegah kebocoran CFC. Selain itu, saat membuang peralatan pendingin lama, pastikan untuk mendaur ulangnya dengan benar di fasilitas yang memiliki kemampuan untuk menangani CFC.
2. Penggunaan produk aerosol
Hindari penggunaan produk aerosol yang masih mengandung CFC. Kita juga harus memiilih produk dengan label "bebas CFC" atau gunakan alternatif non-aerosol.
3. Kesadaran dan edukasi
Tingkatkan kesadaran tentang bahaya CFC dan dampaknya terhadap lapisan ozon. Salah satunya dengan membagikan informasi ini dengan keluarga, teman, dan komunitas.
4. Dukung produk ramah lingkungan
Pilih produk yang menggunakan bahan pendingin alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti HFC atau hidrokarbon. Jangan lupa untuk mendukung perusahaan yang berkomitmen untuk mengurangi penggunaan CFC dan bahan kimia berbahaya lainnya.
KOMENTAR