Nationalgeographic.co.id—Saat Anda memasuki toko buku bekas atau membaca buku tua, aroma khas tentunya langsung menghinggapi hidung Anda.
Ada orang yang langsung menggambarkannya dengan kata 'apek', ada pula yang lebih kreatif dalam mendeskripsikan bau tersebut sesuai dengan pengalaman yang mereka lalui dengan buku.
Beberapa orang menggambarkan bau buku tua tersebut sebagai aroma cokelat, kulit, potongan rumput, dan bahkan vanila. Sementara yang lain menggambarkannya dengan perasaan dan kenangan yang ditimbulkan oleh aroma tersebut.
Bahkan, ada yang menganggap aroma buku-buku tua sangat berharga. Pada tahun 2001, Kementerian Lingkungan Hidup Jepang memasukkan aroma Kota Toko Buku Tua Kanda, dekat Tokyo, dalam daftar 100 Lanskap Paling Harum.
Mengutip ABC News, komentator sains Karl Kruszelnicki mengatakan, "Orang-orang diundang untuk menyebutkan apa yang menurut mereka merupakan aroma yang paling harum, yang kemudian akan dilindungi."
Di antara aroma-aroma harum ini, orang-orang tersebut kemudian menyebutkan ada penyulingan sake, angin laut, hutan kuno dan, jalan yang dipenuhi toko buku.
Lantas, kemudian orang bertanya apa penjelasan ilmiah di balik aroma buku tua yang beragam tersebut, dari buku yang berbau apek hingga buku yang beraroma sedap?
Buku telah ada selama lebih dari 4.500 tahun. Pada awalnya, buku ditulis pada papirus dalam gulungan sebelum berkembang seiring waktu menjadi buku bersampul tipis dan buku elektronik yang kita miliki saat ini.
Karl Kruszelnicki mengatakan bau buku-buku lama disebabkan oleh bahan kimia yang digunakan dalam kertas, tinta, dan lem yang terdegradasi dan mengeluarkan gas.
"Bau buku, yah, berkisar dari sedikit asam hingga apek," katanya. "Banyak sekali orang yang menggambarkan bagaimana bau buku dan mereka menyimpulkan bahwa baunya seperti cokelat, tua, gosong, dan seperti kaus kaki busuk."
Ia menambahkan bahwa hal ini seperti Anda memiliki kertas yang melekat, kemudian bahan kimia yang digunakan pada setiap prosesnya, beberapa di antaranya masih ada di kertas dan belum dikeluarkan dengan benar.
Baca Juga: Mengapa Halaman Buku Menguning Seiring Waktu? Sebuah Penjelasan Ilmiah
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR