Di tengah dinamika konservasi laut dan tekanan terhadap ekosistem pesisir Indonesia, sekelompok pegiat dari perbatasan barat Nusantara hadir menyuarakan peluang untuk Bumi. Mereka mengupayakan perlindungan—tak hanya berbasis batas kawasan, tetapi juga berbasis nilai dan peran masyarakat.
Semangat semacam inilah yang dihimpun Anambas Foundation dan Loka Anambas – LKKPN Pekanbaru dalam Simposium MPA & OECM yang digelar di IPB Convention Center, Bogor, 15–16 Mei 2025.
Anambas Foundation, yang aktif di wilayah Taman Wisata Perairan (TWP) Laut Anambas, telah mengembangkan pendekatan itu dalam berbagai program: pelestarian penyu, rehabilitasi karang, pemberdayaan pesisir, hingga edukasi lingkungan. Mereka juga bekerja di luar kawasan konservasi resmi, seperti dalam praktik pertanian hutan berkelanjutan yang memiliki nilai ekologi tinggi—sebuah contoh konkret penerapan OECM di lapangan.
Selama ini publik lebih mengenal MPA (Marine Protected Area), padahal konsep OECM (Other Effective Area-based Conservation Measures) bisa memperluas cakupan perlindungan sekaligus meningkatkan peran masyarakat lokal. Simak perbincangan bersama Devina Mariskova, Head of Anambas Foundation, seputar kiprah institusinya terkait kawasan laut yang dilindungi.
Apa pendapat Anda terkait Acara Symposium MPA - OECM?
Acara simposium ini sangat bermanfaat untuk menyebarluaskan informasi kepada publik tentang OECM. Selama ini, masyarakat lebih mengenal konsep MPA, padahal penerapan OECM bisa memperluas cakupan perlindungan wilayah dan meningkatkan peran serta masyarakat lokal. Dampaknya, upaya perlindungan lingkungan bisa berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Apakah kegiatan Anamabas Foundation di MPA dan di mana? Bagaimana dengan konsep OECM dan bagaimana Anamabas Foundation partisipasi dalam kegiatan OECM di lapangan?
Anambas Foundation aktif mendukung kegiatan konservasi di wilayah TWP Laut Anambas bersama Loka Anmabs/LKKPN Pekanbaru melalui program pelestarian penyu, pemantauan dan rehabilitasi karang dan koral, pemberdayaan masyarakat pesisir, dan edukasi lingkungan. Konsep OECM sangat relevan bagi AF karena beberapa kegiatan kami melibatkan area non-MPA seperti pada pertanian hutan kami namun memiliki nilai konservasi tinggi. Kami juga terlibat dalam penguatan peran masyarakat lokal melalui pendekatan konservasi berbasis ekonomi dan sosial.
Apa yang menjadi titik temu pada perhelatan ini? Apa korelasinya dengan program Anamabas Foundation?
Titik temunya adalah pentingnya melibatkan masyarakat dalam konservasi agar tercipta dampak yang berkelanjutan. Ini sejalan dengan program-program kami seperti pengembangan ekowisata, pengelolaan sampah berbasis komunitas, peningkatan ketrampilan masyarakat lokal dan edukasi lingkungan, yang semuanya bertujuan mendukung perlindungan ekosistem dan pada saat bersamaan juga memajukan ekonomi lokal.
TWP Anambas menjadi teladan untuk Sirkular Ekonomi. Apa pendapat Anda tentang kenyataan tersebut di lapangan? Apakah Anda setuju bahwa ekowisata menjadi prioritas?
Kami sepakat bahwa TWP Anambas punya potensi besar dalam praktik ekonomi sirkular melalui ekowisata. Tantangan infrastruktur seperti transportasi memang menjadi hambatan utama. Anambas Foundation mendorong solusi inovatif seperti kolaborasi dengan pelaku wisata lokal, pengembangan model tur berbasis desa, serta promosi digital untuk menarik wisatawan peminatan khusus yang peduli pada prinsip keberlanjutan.
Namun, kami berharap pengembangan ekowisata di TWP Anambas dapat diarahkan pada model wisata edukatif yang berskala kecil dan berkelanjutan, bukan wisata massal. Dengan pendekatan ini, keberlanjutan ekosistem laut dan pesisir dapat tetap terjaga, sekaligus meminimalkan potensi dampak negatif seperti peningkatan sampah dan kerusakan lingkungan.
Apa pendapat Anda terkait poster “Beyond Ecosystem" dalam acara ini?
Poster Beyond Ecosystem sangat menggugah karena menampilkan peran masyarakat dalam menjaga wilayah yang bernilai konservasi tinggi di luar kawasan TWP. Ini selaras dengan pendekatan kami yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak dan pengakuan terhadap kontribusi berbagai pihak dalam menjaga ekosistem.
Apa masukan Anda untuk meningkatkan acara MPA & OECM Symposium?
Menurut kami, simposium seperti ini sangat penting dan perlu dilanjutkan secara rutin. Untuk ke depan, kami menyarankan pelibatan komunitas lokal di acara agar suara mereka juga terdengar langsung dalam forum nasional seperti ini.
Anambas, dari laut terpencilnya, tak hanya menyimpan keindahan, tetapi juga menyuarakan harapan. Konservasi dan kesejahteraan bisa tumbuh berdampingan, bila dikelola dengan hati dan keberanian berpikir melampaui batas.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR