Pada waktunya, tulang-tulang yang awalnya menjadi misteri di gurun dapat mengungkap teka-teki paleo baru.
Bagaimana para peneliti menyusun Nigersaurus?
Ahli paleontologi menemukan tulang-tulang banyak Nigersaurus dari Gadofaoua. Tapi tidak ada satu pun kerangka yang lengkap. Namun, berkat teknologi canggih, Mantilla dan rekan-rekannya mampu membuat pemindaian digital dari tulang-tulang Nigersaurus yang dikumpulkan pada tahun 2007. Mereka kemudian menyesuaikannya dengan skala yang sama untuk membuat rekonstruksi dinosaurus tersebut. Itulah salah satu kali pertama paleontologi menggunakan pemindaian CT untuk merekonstruksi anatomi tengkorak dinosaurus.
Pemindaian CT juga mengungkap anatomi dan posisi telinga bagian dalam dinosaurus. Pemindaian itu menunjukkan kepada kita bagaimana hewan menahan kepala dan menyeimbangkan tubuh mereka.
Untuk Nigersaurus, pemindaian digital menunjukkan bahwa herbivora itu menjaga moncongnya tetap miring ke bawah ke arah tanah. Para peneliti juga menemukan bahwa rongga otak Nigersaurus menunjukkan bagian otak yang relatif kecil yang berhubungan dengan penciuman.
Dari penemuan ini, para peneliti dapat berasumsi bahwa Nigersaurus mungkin tidak pandai mengendus karnivora yang mendekat. Mereka juga mungkin tidak dapat mencium aroma di mana tanaman yang paling lezat mungkin berada. Namun, hal itu tampaknya tidak menjadi masalah bagi dinosaurus yang merumput sepanjang hari.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR